Pada sebuah pertemuan yang sama sekali aku tidak dipahami. Aku jadi alien yang amnesia, dan begitupun kamu.. Sebenarnya bukan amnesia, hanya keadaan yang begitu ganjil yang digenapkan olehmu. Tak ada yang berubah diantara aku dan kau, kecuali rasa yang kian pudar.
“Hey, lama tak bertemu rupanya wajahmu makin cantik”
Ah , kau tetap gombal. Lalu kenapa kau memilihku dulu, bukankah karena hal itu? Tak ada yang berubah kecuali perasaan diantara kita.
“ Dan kau, lihat betapa lucunya pertemuan ini bukan?” kataku,mengalihkan pembicaraan.
“Ya, siapa yang bisa merencanakan pertemuan ini kecuali atas Rencana Tuhan yang mengijinkannya lagi. Kau percaya itukan?”
“ See? Kau memang lucu..sejak kapan jadi sebijak ini? ”
“Sejak aku berusaha untuk melupakanmu yang kemudian aku menyerah , seperti sekarang menyerah dihadapanmu..”
Tolong..Tuhan, jangan buat aku hanyut pada kisah lalu itu lagi. Cubit aku Tuhan, ini hanyalah ujianMu.
“Aku tak yakin yang ada dihadapanku saat ini adalah kamu yang setahun lalu ..” protesku
yang menyakitiku diam-diam
“Hmm.. jadi mau seberapa lama kita berdiri disini, mau lihat bintang sambil menyeduh kopi, aku kangen..”
Bintang? Kopi? Ah, jangan seret aku lagi ke masa itu , tolong Tuhan.. tapi,
Aku mengangguk, mengiyakan pintanya.
***
Pada malam yang selalu pandai meracik kenangan, ada yang diseduh bersama kopi, rindu yang dulu tak pernah hilang-jadi ampasnya. Dua kopi dipesan. Malam ini jadi kita, duduk berdua di kursi kayu yang dulu pernah jadi saksi mekarnya rasa, cinta.
“Bagaimana kabarmu , setahun rupanya waktu yang Tuhan berikan untuk kita tak saling berkabar”
Aku tak berkabar, untuk yang diam-diam kau jatuh cintakan dari pandanganku.
“Kau bisa lihat sendirikan?” singkatku. “Bagaimana kabar wanita yang terakhir aku lihat difoto bersamamu, kalian baik-baik sajakan?”
Kali ini tak ada jawaban, hening. Kepalanya menunduk dalam, seperti tanaman putri malu yang terkena sentuhan.
Dan, tanpa jawabanmupun aku pun sudah tahu
Ku tepuk pundaknya , memastikan keadaanya baik-baik saja.
Please, jawab saja.. kenyataanya
“Hey, kamu kenapa? Jawab saja, aku tak akan menghakimi lagi, hal-hal yang sudah lampau telah terjadi.”
Masih tak ada jawaban. Kau tak bergeming,Lagi-lagi keanehan malam ini terjadi, dan kamu adalah yang kedua.
“Yasudah, tak dijawabpun tak masalah bagiku, jangan menunduk seperti itu..kamu gak malu tuh dilihat bintang-bintang?”
Bagaimanapun jawabannya, aku tak akan tergoda lagi.
“Hmm, ”
Suara berdehem, jawabanmu? Ah, buat apa sih tadi aku mengiyakan untuk berdua seperti ini. Kalau cuma justru sakit saja yang diingat otakku.
“Banyak sekali yang ingin aku ceritakan padamu, dan kau harus mendengarkan semua..malam ini..yaa?”, aku mengalihkan lagi.
Tak ada komando , tiba-tiba dua tangan itu melesat, tolong jangan bunuh aku!! Tidak.. ada begitu erat. Tunggu. Kenapa kau tiba-tiba.......aku tidak kedinginan, tapi..
Dan kita, dua manusia aneh yang dihentikan waktu.Pause.
Kenapa kau , memelukku,lagi?
Pelukan itu tidak lagi sama yang kurasakan setahun lalu. Hangat tapi dingin. Adalah kamu yang telah merubah semuanya, dulu. Dan aku mau tak mau, berubah juga.
Kita berdua cuma residu masa lalu, buat apa melanjutkan sebuah hubungan yang justru menyesakkan rongga?
ilustrasi : http://bestfbcover.com/
*terinspirasi