Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana Artikel Utama

Kamu "Si Pinokio"

30 Maret 2015   23:18 Diperbarui: 7 Agustus 2020   11:49 397 23

“Aku sudah tidak peduli”, katamu. Kemudian sebuah benda berpixel itu bergetar, merambat sampai dihatinya. Ah, rupanya dengan cukup satu pesan, move on-nya gagal!

***

Tidak! Yang menyebalkan dari sebuah kebohongan bukan kamu. Tapi, kenapa aku yang harus tahu jika sedang ditipu. Mengerti.

***

Kalau kau telah berbahagia, aku rela. Semoga kau berbahagia bersamanya, dan tentu aku akan jauh lebih berbahagia lagi.

***

Aku harus berubah menjadi orang lain untuk tidak mencintaimu lagi . Dan, ternyata kau yang mendahului. Aku masih tetap diposisiku , mencintaimu. 

***

Dibalik sebuah hubungan yang terasa tanpa masalah , menyimpan rahasia yang terlalu besar. Kau tahu itukan?

***

Diawal pertemuan kita lagi, kau lontarkan tanya,“Hai , Bagaimana Kabarmu sekarang?”. Lalu batinku : Apa saat kau pergi meninggalkanku, kepalamu terbentur dan amnesia. Kabarku pernah....,  “Baik” jawabku

***

Inbox : satu pesan masuk, “Sayang, kamu lagi apa?”

“Lagi mau makan, bentar dulu ya.” - – pesan terkirim. 

Pesan dari siapa sayang?  Suara perempuan disebelahnya.

“.i..niii...em.... operator!”

Laki-laki dan perempuan lain itu sedang kencan. Oh, perempuan penanya kabar yang malang. Sungguh

***

Tidak disadari, telah banyak penjelmaan boneka kayu buatan Pak Gepetto, Kekinian. Hidupmu, bukan Pinokio. Berbohong lalu-tak habis-habis. Padahal hidung memanjang jelas. 

Salam,

Listhia H Rahman

Ilustrasi : cinema3d.pl

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun