Hari minggu memang identik dengan libur dan bersantai ria. Namun pagi tadi nampak sebuah keramaian terjadi di Gedung Prof H Soedarto,SH UNDIP Tembalang. Sebuah acara “Seminar Nasional Gizi” yang merupakan rangkaian Nutrifair diselenggarakan hari ini dengan mengusung tema “Perilaku Hidup Sehat Sebagai Solusi Efektif Fenomena Obesitas di Indonesia”. Semangat para peserta seminar terlihat dari antusias kedatangan mereka. Pukul 07.00, gedung sudah mulai terisi. Satu per satu peserta seminar mulai memenuhi bangku yang disediakan panitia.
Semua berjalan begitu terstruktur dan rapi, mulai dari tempat parkir sampai registrasi ulang peserta dan pemberian goodie bag. Seminar kali ini pun menggandeng salah satu media terbesar di Indonesia. KOMPAS. Ya, setelah dicek isi goodie bag tersebut adalah koran kompas hari ini , notebook dan bolpoin serta snack peserta.
Seminar Gizi UNDIP kali ini menghadirkan 3 pembicara yang spektakuler yaitu Sugeng Eko Irianto, MPS. PhD (Pakar Gizi WHO Indonesia) , Prof.Dr.Ir Ahmad Sulaeman, Ph.D (Pakar Pangan) dan Rita Ramayulis, DCN,M.Kes (Praktisi Bidang Gizi Klinik dan Olahraga). Selain itu, juga turut mengundang seorang bintang tamu yang bergelut dibidang perfilman (komposer dan sutradara). Beliau adalah Mbak “Tya Subiakto”, pengalamannya yang berhasil memangkas 40kg berat badan dirasa tepat sekali dengan tema seminar tentang Obesitas.
Meski tidak dibuka secara langsung oleh Rektor UNDIP, acara ini tetap berjalan lancar dan resmi dibuka dengan pemukulan gong . Dalam sambutannya , perwakilan Rektor sempat mengatakan jika seminar kali ini adalah seminar ter-pagi yang pernah diselenggarakan di Gedung Soedarto. Seminar-seminar sebelumnya biasa dimulai pukul delapan dan itupun masih “ngaret”. Namun seminar nasional gizi kali ini, memecahkan rekor. Sebagai salah satu peserta dan mahasiswa gizi UNDIP tentu ada rasa bangga tersendiri.
Pembicara pertama adalah Bapak Sugeng. Sebagai seorang yang ahli dalam bidang gizi di sebuah organisasi kesehatan dunia, beliau tentu banyak “makan asam garam” tentang hal-hal yang berkaitan dengan gizi termasuk masalah obesitas. Dalam pemaparannya, beliau mengajak para peserta seminar untuk tersadar bahwa Obesitas sudah menjadi masalah Indonesia tidak hanya dunia.
Presentasi dengan judul “MASALAH DAN PENGENDALIAN OBESITAS DITINGKAT GLOBAL DAN INDONESIA” merangkum bahwa obesitas tak boleh dipandang sebelah mata. Bahkan target dunia pada tahun 2025 diharapkan tidak ada peningkatan jumlah obesitas atau nol persen. Perkembanagan gadget hari ini pun dirasa menjadi faktor terjadinya obesitas, dijaman yang serba canggih – aktifitas manusia makin dipermudah. Orang menjadi malas bergerak . Disela-sela presentasinya, beliau sempat berceloteh “sekarang orang yang sehat hanya dua jari, olahraga ngetik di gadget
]Pembicara kedua adalah Wakil Ketua Umum Asosiasi Masyarakat Peduli Keamanan Pangan yang akrab dikenal dengan sapaan Bapak Sulaeman. Awal presentasi beliau sudah banyak “melucu”. Hal ini membuat para peserta bertambah segar dan antusias mendengarkan kata demi kata dengan teliti. Beliau berkata “Ilmu kok dituntut, memangnya mereka salah apa?”.
Gaya pemaparan beliau yang santai namun berisi membuat peserta tak merasa digurui. Sebagai seorang ahli pangan , beliau tentu mahir dalam teknologi pangan. Dalam seminar ini, beliau mengajak peserta untuk merenung : Teknologi Pangan , biang kerok atau solusi?. Seperti dicontohkan, saat ini produk yang beredar di Indonesia kebanyakan adalah impor dari luar. Tentu hal ini menyulitkan untuk menentukan keamanan pangan dari produk tersebut. Beliau pun memberikan contoh dalam sepotong pizza : tepung dari AS, garam dari India, keju dari Belanda, merica dari Indonesia, lalu jamin amankah makan kita? Beliau pun merekomendasikan bahwa potensi pangan lokal justru dapat mengatasi obesitas.
Lanjut pada pembicara terakhir yaitu Ibu Rita. Penampilannya yang modis dan tampak bugar menegaskan bahwa beliau memang menjalani hidup sehat. Tak hanya sebagai seorang konsultan gizi, beliau bahkan sudah membuat 22 judul buku. Beliau mengatakan bahwa obesitas adalah bom waktu yang kapan saja bisa meledak. Untuk itu perlu adanya perubahan pola konsumsi,aktifitas fisik dan pola isirahat. Banyaknya jenis diet yang beredar di masyarakat ternyata tidak sesuai dengan keilmuan.
Selain itu beliau pun menyinggung pola makan orang Indonesia yang beresiko yaitu makan makanan yang cenderung manis, asin dan gurih. Di akhir presentasinya, beliaupun sempat mengatakan “Berat Badan Ideal Bukan Pilihan, Tetapi "Have to" ” dan sebelum benar-benar usai beliau pun sempat mengajak peserta untuk senam bersama. Ya, gedung Prof Soedarto diguncang.
Terakhir adalah acara Talkshow bersama Mbak “Tya Subiakto”. Beliau banyak memberikan pengalaman dietnya dalam memangkas berat badan yang dulunya mencapai 92kg dan sekarang 52 kg. Melihat foto beliau dulu-dan sekarang, seperti membuat otak kita berpikir seperti dua orang yang berbeda. Sekarang beliau nampak begitu terlihat lebih muda dan fresh. Tentu, beliau tidak melakukan diet sembarangan. Mengubah pola makan adalah cara ampuh mengatasi obesitas.
Ya, itulah sedikit rangkuman acara Seminar Nasional Gizi yang diadakan jurusan Ilmu Gizi UNDIP Semarang. Banyak ilmu yang bisa diserap dan diterapkan. Harapannya masalah gizi di Indonesia harus segera di atasi. Bukan hanya gizi kurang saja yang kini terjadi, namun gizi lebih seperti obesitas sudah mulai menjadi momok baru di masyarkat. Sekarang obesitas bahkan sudah menjadi penyebab kematian dan dikategorikan sebagai “penyakit”. Penyakit tidak menular yang berbahaya. Seperti yang dirangkum oleh moderator :Obesitas ada dimana-mana. Obesitas bukan sekadar angka tapi fakta!.
Oya, inilah cara mahasiswa Ilmu Gizi berbakti dan mencintai, seminar persembahan bagimu negeri. Meng-gizikan masyarakat tujuan kami!
Yuk , mulai merubah pola hidup. Tidak ada kata terlambat, daripada tidak sama sekali.
Salam sehat,
Listhia H Rahman