Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Ketika Rasa Itu Telah Merasuki Tubuhku, Adakah yang Bisa Menolong?

8 Desember 2014   03:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:50 31 0

Rasa itu kembali hadir dalam diriku. Telah ku coba menghalau rasa itu dengan sosok yg selalu hadir dengan kehangatannya. Tetapi kau tau? Rasa itu selalu dan selalu hadir sebagai baying-bayang hidupku. Dan kau tau? Cukup 1 keahlian yang telah kuketahuihadir dalam diriku dan aku yakin, jika diadakan perlombaan tentang keahlianku ini akulah yang akan menjadi pemenang utama. Keahlianku ini ialah lari dari kenyataan. Hei ! kau bisa saja mengataiku seorang pengecut! Tapi kau tak pernah tau rasanya berada di posisiku ini! Aku, akan selalu siap menjadi orang pertama yang akan kehilangan apapun selain sosok ini ! Aku siap bila harus ditinggalkan oleh kekasih yang amat aku cintai dan aku pun cukup siap jika harus ditinggalkan ole sahabat yang teramat aku sayangi. Tapi sungguh! Aku tak akan pernah siap untuk kehilangan satu sosok ini. Dia orang pertama yang akan selalu menyediakan telinganya untuk mendengar segala hal yang terucap dari bibirku. Dia akan selalu menjadi pelindung, pembela terdepan ketika yang lain menyakitiku. Dia adalah orang yang merelakan hidupnya untukku. Dia akan selalu menjadi penasihat bijak atas hidupku yang selalu kacau. Dulu, aku merasa bisa menjalani hidupku asalkan dia selalu ada bersamaku. Dulu, aku merasa meski semua orang tak hiraukan akan kehadiranku aku akan tetap bisa hidup asal bersamanya. Dia adalah bundaku. Tapi apa yang bisa aku perbuat ketika malaikat melaksanakan tugasnya untuk mencabut nyawa bundaku? Aku teringat akan kalimat yang pernah beliau ucapkan padaku :” jangan khawatir nak, bunda akan selalu berada disini untuk melihatmu tumbuh dan akhirnya memiliki sosok keluarga baru , keluarga yang bisa membuatmu bahagia.” Dimana janjimu bunda?? Ketika kau katakan akan selalu berada disisiku?? Aku hanya bisa menangis dan berteriak meluapkan segala emosi dalam diriku. Mengapa harus bundaku?? Mengapa harus seorang bunda dari anak sepertiku? Tidakkah telah aku jalani hidupku yang penuh akan penderitaan? Ketika sang ayah tak lagi hadir dalam hidupku, hanya sosok laki laki yang sibuk dengan botol minuman serta rokoknya. Ketika tak lagi ada teman yang mau menerimaku karena sosokku yang hina ini. Aku yang telah terenggut kesuciannya secara paksa, adakah sosok laki-laki yang akan menerimaku?? Hanya bunda! Yang selalu membuka lebar tangannya untuk menyambutku dengan pelukan hangat. Tetapi mengapa ia pun juga harus pergi meninggalkanku?? Rasa itu kembali menghantamku. Perasaan sepi yang amat sangat menyiksaku. Perasaaan di hina, dilecehkan dan dipandng rendah oleh siapapun, membuatku merasa berada di ruang yang sempit, gelap, dingin dan hanya ada rasa takut didalamnya. Tanpa kehangatan peluk sang bunda, adakah aku bisa tuk melanjutkan hidupku ini? Dimanakah tempatku untuk berlari dan bersembunyi? Tak akan pernah ada tempat untukku! Jadi, tak ada salahnya kan bila kali inipun aku berlari dari kenyataan ini? Tidak, kali ini aku tidak hanya akan berlari dari kenyataan ini. Aku, akan berlari menyusul bundaku dan meninggalkan segala kepedihan yang telah kurasakan selamanya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun