Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Alam Semesta Berbentuk Terompet

25 Juli 2012   07:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:39 2110 3
Dan kami tiup di dalam terompet, itulah hari yang dijanjikan (Q.S Qaaf [50]:20) Selain dalam surat Qaaf (50) ayat 20 diatas, ayat tentang tiupan terompet banyak terdapat dalam Al-Quran. misalnya dalam Az-Zumar (39) ayat 68, 'Dan kami tiup di dalam terompet maka matilah siapa  pun yang dilangit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian Kami tiup di dalamnya lagi maka jadilah mereka bangun dan melihat' Lalu surat AL-Kahfi (18) ayat 99, 'Dan Kami tiup di dalam terompet, maka mereka pun dikumpulkan seluruhnya.' atau Surat Yaasiin (36) ayat 51. 'Dan Kami tiup di dalam terompet maka jadilah mereka bangun dari kubur menuju Tuhan mereka.' Dalam sebuah kitab tafsir, tiupan terompet di ayat-ayat tadi selalu diartikan sebagai peristiwa di hari kiamat. Dr.Wahbah az-Zuhaily dalam tafsir Al Wasith menguraikan bahwa tiupan terompet  di hari kiamat itu tiga kali. Pertama, tiupan yang menggentarkan, lalu kedua yang mematikan seketika seluruh mahluk. Tiupan ketiga tanda dimulainya hari kiamat, di mana semua dibangkitkan dan dikumpulkan. Ada hadis yang menarik, Abu Hurairah r.a menyebutkan bahwa as-shuur, terompet , dalam ayat tadi berbentuk tanduk besar, yang di tiup tiga kali di hari kiamat. Kemudian dalam kitab Al Mufradat karya Raghib al-Ishafany, as-shuur bisa juga berarti gambar atau mantra. Kalau kita cermati, Al-Quran menyebutkan bahwa tiupan selalu di 'didalam terompet', wanufikha fi-shshuuri. Mengapa terompet dan mengapa di dalam? Frank Steiner, ilmuwan University  of Ulm, Germany, mengamati pola titik-titik panas dan dingin radiasi microwave  kosmik, yang bisa menggambarkan bentuk alam semesta 380.000 tahun setelah Big-bang. Projek Wilkinson Microwave Anisotrophy Probe dari NASA membuat peta titik-titik tadi secara mendetail pada 2003. Hasilnya ialah pola itu cenderung memudar, yakni tidak ada titik panas dan dingin yang tampak melebihi jarak rentang 60 derajat. Ini menyimpulkan bahwa ketika mengembang, alam semesta ini terulur panjang. Sempit di awal dan kemudian makin lebar seperti corong. Mirip bentuk terompet abad pertengahan. Subhaanallah, selama ini bentuk alam semsesta dianggap seperti bola yang mengembang ke segala arah. Akhirnya, Frank Steiner dan kelompoknya yakin bahwa alam semesta bukanlah berbentuk bola, tetapi berbentuk terompet. Alam semesta bukan meluas tak terbatas tetapi dibatasi oleh ujung terompet. Jadi alam ada awal dan akhirnya. Allahuakbar. Hanya Allah yang tidak berawal dan tidak berakhir. Huwal awwalu wal akhiru. Ketika seseorang menjelajah terus ke ujung alam, yakni bibir terompet, dia akan membalik ke sisi seberang dan kembali lagi ke awal. Barangkali itu makna firman tentang hari kiamat, Kami tiup di dalam terompet, yakni kelak di tiupkan getaran dahsyat yang mematikan di dalam alam semesta yang bentuknya terompet tadi. Maka matilah semuanya. Lalu di dalam terompet tadi ditiupkan getaran yang menghidupkan lagi. Wallahu'alam Dikutip seluruhnya dari Buku "Mukjizat Sains dalam Al-Qur'an",  karya IR.H. BAmbang Pranggono, MBA.,IAI (penerbit IDe Islami, Bandung) Bab Angkasa, sub judul "Alam semesta berbentuk terompet" HAl. 25-26

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun