Mohon tunggu...
KOMENTAR
Love Pilihan

Memahami Hubungan Perempuan dan Laki-Laki dalam Perspektif Psikologi Erich Fromm

26 Juni 2024   13:22 Diperbarui: 26 Juni 2024   13:31 31 2
Peran dan dinamika antara perempuan dan laki-laki dalam masyarakat telah menjadi subjek yang kompleks dan multidimensional, dipengaruhi oleh berbagai faktor budaya, sosial, dan psikologis. Salah satu pendekatan yang menarik untuk memahami hubungan ini adalah melalui perspektif psikologi humanistik (Erich Fromm). Fromm, seorang psikolog dan filsuf terkenal, memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana kebutuhan akan cinta, kebebasan, dan kesetaraan dapat membentuk interaksi antara gender.

Kebutuhan untuk Cinta dan Konektivitas
Menurut Erich Fromm, cinta adalah kebutuhan dasar manusia yang paling penting. Cinta, dalam pandangannya, bukan sekadar perasaan tetapi juga tindakan yang melibatkan perhatian, tanggung jawab, penghormatan, dan pengetahuan. Dalam konteks hubungan antara perempuan dan laki-laki, Fromm menekankan bahwa cinta yang sejati adalah bentuk kedewasaan dan kebebasan, di mana kedua pihak saling menghargai sebagai individu yang utuh dan mandiri.
Fromm membedakan antara cinta matang dan cinta tidak matang. Cinta matang adalah ketika dua individu bersatu dalam kepenuhan mereka, tanpa kehilangan identitas dan kebebasan masing-masing. Dalam hubungan ini, perempuan dan laki-laki dapat berkembang bersama, saling mendukung, dan membangun hubungan yang sehat dan harmonis. Sebaliknya, cinta tidak matang sering kali ditandai oleh ketergantungan dan dominasi, di mana salah satu pihak mencoba menguasai atau mengendalikan yang lain, menyebabkan ketidakseimbangan dan konflik.

Kebebasan dan Kesetaraan
Dalam teori Fromm, kebebasan adalah elemen krusial dalam hubungan manusia. Namun, kebebasan yang sejati bukanlah kebebasan yang merusak atau memisahkan, melainkan kebebasan yang memungkinkan individu untuk terhubung dengan orang lain secara autentik. Dalam konteks gender, kebebasan ini berarti menghargai dan mengakui hak-hak dan potensi masing-masing gender.
Kesetaraan gender adalah konsep penting dalam mencapai kebebasan ini. Fromm berpendapat bahwa ketidakseimbangan kekuatan antara perempuan dan laki-laki menghambat kemampuan mereka untuk mencintai dan berhubungan secara mendalam. Kesetaraan bukan berarti menghapuskan perbedaan biologis atau psikologis antara perempuan dan laki-laki, tetapi menghargai dan mengakomodasi perbedaan tersebut dalam kerangka yang adil dan hormat.

Alienasi dan Otentisitas
Fromm juga membahas konsep alienasi, di mana individu merasa terpisah dari diri mereka sendiri dan orang lain. Alienasi ini sering kali terlihat dalam hubungan gender yang tidak sehat, di mana norma-norma sosial dan tekanan budaya menghalangi ekspresi diri yang otentik. Perempuan dan laki-laki yang terjebak dalam stereotip gender tradisional mungkin merasa tidak mampu mengekspresikan kepribadian dan keinginan mereka yang sebenarnya, yang pada akhirnya mengarah pada perasaan ketidakpuasan dan keterasingan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun