Modal 1: Keberanian untuk Mengambil Risiko
Salah satu modal penting perempuan dalam menghadapi tantangan kesetaraan gender adalah keberanian untuk mengambil risiko. Menurut teori biopsikologi, perbedaan dalam neurobiologi dan neurotransmiter antara perempuan dan laki-laki dapat mempengaruhi respons terhadap risiko. Meskipun stereotip mengenai ketidakcukupan perempuan dalam mengambil risiko, faktanya banyak perempuan di era digital ini yang mengambil langkah besar untuk mengubah status quo.
Perempuan telah mengambil risiko dalam berbagai bidang, seperti memulai bisnis teknologi, memimpin gerakan advokasi online, atau bahkan menggunakan media sosial untuk menyoroti isu-isu kesetaraan gender. Mereka menggunakan keberanian ini untuk menantang norma-norma sosial yang mengekang, dan menuntut perubahan yang lebih inklusif dan adil.
Modal 2: Keterampilan Komunikasi dan Jaringan Sosial
Keterampilan komunikasi dan jaringan sosial adalah modal penting lainnya bagi perempuan dalam mengupayakan kesetaraan gender di era digital. Dalam konteks biopsikologi, perempuan cenderung memiliki kemampuan empati dan komunikasi yang lebih baik, yang dapat memfasilitasi pembentukan aliansi strategis dan koalisi untuk tujuan bersama.
Di dunia digital yang terhubung, keterampilan ini sangat berharga. Perempuan menggunakan platform media sosial, blog, podcast, atau forum online untuk berbagi pengalaman, membangun dukungan, dan menggalang dukungan untuk inisiatif kesetaraan gender. Mereka memanfaatkan kekuatan narasi pribadi untuk menggerakkan opini publik dan mempengaruhi kebijakan.
Modal 3: Kemampuan Adaptasi dan Inovasi Teknologi
Kemampuan adaptasi dan inovasi teknologi juga menjadi modal penting perempuan dalam menghadapi tantangan kesetaraan gender di era digital. Menurut teori biopsikologi, kemampuan ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti fleksibilitas kognitif, tetapi juga oleh kebiasaan belajar dan pengalaman yang memungkinkan perempuan untuk menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perubahan teknologi.
Perempuan tidak hanya menjadi pengguna teknologi yang aktif, tetapi juga pencipta dan penggerak inovasi di berbagai bidang. Mereka terlibat dalam pengembangan aplikasi, teknologi pendidikan, dan solusi digital lainnya yang mendukung kemandirian dan kesetaraan gender. Dengan kemampuan ini, perempuan tidak hanya mengikuti perkembangan teknologi, tetapi juga membentuk arah masa depannya.