Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Istimewanya Wanita Pekerja

12 Juli 2013   19:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:38 188 0
Apa yang akan terjadi pada seorang wanita single akhir 20an saat datang kondangan pernikahan teman atau saudara? Saat browsing facebook ketemunya foto-foto prewed orang yang keren-keren dengan sederet komen panjang menyertainya? Atau saat mendekati ulang tahun yang ke 20 sekian tapi masih belum jelas kapan dirinya akan berubah status "married" atau minimal "engaged" lah?   Wanita lajang berpendidikan di Indonesia umumnya menikah di usia 25 tahun. Seolah-olah sudah angka keramat selesai kuliah S1 atau D3 ia hanya diberikan waktu 2-3 tahun menapaki karir sebagai staf biasa sampai maksimal supervisor. Setelah itu penghuni kantor akan menerima undangan pernikahan. Setahun kemudian si karyawati akan mengambil jatah cuti melahirkan, hal khusus yang sangat istimewa ini karena sangat lama dibanding proses pemulihan wanita bersalin normal. Malahan ada, karyawati di kantor saya yang hanya mengambil cuti melahirkannya 1,5 bulan saja. Ke mana yang 1,5 bulan lagi? Tentu saja tidak direlakan hangus begitu saja. Seperti deposit, cuti yang belum diambil jatahnya itu ditabung untuk lebaran nanti, saat para pembantu mudik dan dia harus menunaikan tugas sebagai ibu rumah tangga.   Karyawan wanita yang bekerja dengan sistem shift juga mengalami keistimewaan. Buruh di pabrik, karyawan produksi, petugas tol, call center 24 jam, crew di restoran cepat saji, hingga satpam wanita. Sedapat mungkin dihindarkan dari shift malam, entah dari peraturan perusahaan ataupun kebaikan hati karyawan pria yang rela mengalah bertukar shift dengannya.   Dalam peraturan perburuhan di Indonesia bahkan diatur adanya hak tidak masuk kerja bagi karyawan wanita selama 2 hari datang bulan. Hal ini tentunya sangat memperlihatkan betapa istimewanya seorang karyawati. Bisa dibayangkan bila setiap bulannya dengan alasan datang bulan, karyawati memperoleh jatah 2 hari libur tambahan yang tidak akan mengurangi jatah cuti tahunan.   Beberapa perusahaan yang sudah lebih berkembang dan menekankan konsep "work life balance" kini menyediakan fasilitas Day Care di kantor. Wanita menyusui dapat memanfaatkan tempat ini, baik sekadar breast feeding ataupun memompa ASI. Selain itu anak-anak karyawan yang masih balita juga dapat dititipkan disini sementara pembantu sedang mudik saat lebaran. Ruangan kantor disulap menjadi arena bermain anak. Tidak lupa disediakan petugas khusus untuk menjaga dan mengawasi mereka bermain.   Wanita dengan segala fasilitas perlindungan istimewa yang diterimanya, tampaknya juga memiliki keterbatasan. Beberapa jabatan staf hanya diperuntukkan bagi laki-laki karena dinilai lebih mobile dan  multi fungsi. Sementara itu, beberapa level jabatan masih tertutup bagi wanita entah dengan alasan atau pertimbangan apa. Perusahaan yang mengijinkan wanita menduduki posisi manager tidak memberikan kesetaraan gaji dan fasilitas dengan manager pria.   Hmm,, kenapa sampai melenceng sejauh ini ya? Awalnya ingin membahas wanita lajang akhirnya sampai ke karyawan wanita di kantor. Yah, intinya, sejauh masih bisa dikompetisikan, wanita harus meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan kompetensinya bila ingin disejajarkan dengan pria di tempat kerja. Profesionalitas juga menjadi faktor penting, karena sering saya dengar bos wanita lebih moody dan angot, karena biasa tercampur aduk dengan masalah pribadi di rumah. Apalagi kalau wanita single belum pernah menikah yang menajdi pimpinan. Nah! Sudah rahasia umum kalau bos seperti itu akan sering uring-uringan dan melampiasan ke anak buahnya. Ujung-ujungnya masalah pribadi. Namanya juga manusia sih. Tapi berbeda dengan pria bukan? Disini kita harus mengakui kompetensi profesionalitas, rasionalitas laki-laki yang lebih tinggi dari wanita. (Aha, akhirnya ketemu juga kaitan wanita lajang dengan karyawati!hahaha..) So, ladies, dengan alasan efek hormon atau siklus apapun, harusnya bisa kita atasi karena semuanya kembali ke pengaturan otak kita, the gland master. Mendapat pengakuan sejajar dengan pria bukan semata-mata untuk mengungguli atau mengalahkan pria. Tetapi demi menjadi rekan seimbang dengan keunikan masing-masing. Pemikiran yang lebih berwarna karena pendekatan yang berbeda. Diakui sejajar berarti didengarkan dan dianggap berbobot. Hey, ladies, pria ingin mendengarkan anda, bukan hanya keluhan atau gosip anda. Karyawan wanita bukan hanya mampu menjadi staf administrasi ringan, sekretaris, operator telepon, atau sekadar asisten pribadi kan?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun