Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Kamu, di Masa Putih Abu-abu Ku

15 September 2024   20:50 Diperbarui: 19 September 2024   05:24 143 3
Nama ku Lara. Saat ini aku sedang menempuh pendidikan tinggi. Dulunya aku adalah lulusan dari sekolah Madrasah Aliyah. 

Di masa Madrasah Aliyah, aku mengenal satu laki-laki yang sampai saat ini ke-istimewaan nya masih melekat pada diri ku. Namanya Alfan. Bagi ku dia adalah pria tampan dan pintar, juga jadi incaran banyak cewek.

Pertama kali aku mengenalnya di bangku kelas 10 MA. Rasa kagum dalam diri ku tumbuh, karena aku melihat dia berbeda dengan laki-laki lain, dari segi tingkah laku. Pasang mataku selalu meliriknya, namun malu untuk di ajak bicara. Terkadang juga lirikan kita bertemu.

Tak terhitung hari yang sudah terlewatkan, dia bukan lagi Alfan yang pertama kali aku kenal. Wajahnya tidak seteduh kala itu lagi. Dia menjadi orang yang tidak ingin aku pandangan sekagum itu lagi. Perubahannya, berubah drastis.

Di akhir semester kelas 10, aku dan Alfan ikut bimbingan OSN. Kita berbeda mata pelajaran, tapi kita satu kelas bimbingan. Kebetulan juga sepupuku satu mata pelajaran dengan dia. Nama sepupuku Ahmad. Di kelas bimbingan, aku sering melihat Alfan dan Ahmad bercanda dan tertawa melihat ke arahku dan Alfan juga sering melirikku. Aku berusaha untuk tidak peduli dengan mereka. Setelah beberapa hari, ketika pulang sekolah, Ahmad menemuiku di teras kelas atas.

"Lara, ada yang mau aku sampaikan ke kamu" ucapnya.

"Apa itu Ahmad? " tanyaku. (sambil kita berdua melihat Alfan yang tengah jalan di lapangan basket)

 "Alfan nitip salam buat kamu" jawab Ahmad.

"Ohh, wa'alaikumussalam" ucapku sambil merenung.

" Udah, itu aja. Ayo kita pulang" ucap Ahmad sambil kita berjalan menuju tangga.

Selepas itu, aku tidak ingin memikirkan hal yang disampaikan oleh Ahmad. Keesokan harinya. Selepas aku menyelesaikan kompetisi OSN dan langsung ke kelas bersiap-siap untuk pulang. Pas aku sampai di depan kelas, Alfan menghampiri ku.

Aku terkejut, degdegan, gemeteran, semuanya campur aduk. Pertama kali bicara tatap muka dengannya.

"Laraa" sapanya.

"Iyaa"  jawabku.

"Bagaimana kemarin? Ahmad sudah sampaikan sesuatu ke kamu?" tanya nya sambil tersenyum.

"Ohh, ituu. Iya sudah" jawabku dengan senyum kaku.

"Kita bisa ga untuk lebih dari teman? " tanya nya dengan raut wajahnya meyakinkan.

"Maaf Alfan. Untuk sekarang aku gabisa jawab. Aku pulang dulu ya. Nanti kita bahas" sautku dengan penuh keraguan dan langsung pergi dari tempat itu.

Di sepanjang perjalanan pulang, dalam hatiku berkata 'bukan kamu yang sekarang yang aku mau Alfan! tapi kamu yang dulu!'

Sesampainya dirumah, dia mengirimi aku pesan WA dengan isi menanyakan jawabanku. Aku langsung menjawabnya dengan mengikuti isi hatiku.

"Alfan, bisakah kamu merubah sikap dan perilaku mu untukku? aku ingin kamu yang dulu, saat pertama kamu aku kenal kamu. Kamu yang dulu tidak banyak tingkah seperti sekarang"

Lalu dia menjawab pesanku
"Laraa, aku yang kamu kenal dulu adalah aku yang dalam proses adaptasi. Beginilah aku yang sebenarnya, dan maaf jika sifat dan tingkah aku tidak berkenan di hati kamu"

"Tapi aku mau berubah demi kamu" jawabnya lagi.

"Kita berkomitmen yah? Aku tunggu kamu" balas ku

"Iyaa Laraa" terakhir balasnya.
.... 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun