Hampir kebanyakan turis (lokal) membeli kaos Dagadu sebagai oleh-oleh yang menandakan bahwa si pembeli habis liburan di Yogyakarta. Kalau kita berjalan-jalan di Malioboro, di masa liburan atau tidak, pasti ada saja pembeli yang membawa kantong kresek berisi kaos Dagadu. Siapakah penjual pertama kaos Dagadu? Apakah Masyarakat Terlanjur Dagadu (MTD) atau PT Aseli Dagadu Djokdja (PADD)? Kedua belah pihak sama-sama meng-klaim bahwa "merekalah" pemilik dan berhak menjual kaos Dagadu. Dagadu yang berarti Matamu, adalah bahasa walikan yang sudah ada dan lama digunakan sebagai bahasa prokem orang Yogya dan sekitarnya (bahasa walikan tersebut digunakan secara unik dari aksara Jawa HaNaCaRaKa). (Katanya) perwakilan MTD, istilah Dagadu sudah "berdengung" sejak tahun 1970 an, dan (katanya lagi) MTD sudah "mempunyai buah karya" Dagadu sejak tahun 1993. MTD ini terdiri dari produsen, pemilik kios, pedagang kaki lima ditambah lagi pemandu wisata, tukang becak, kusir andong.
KEMBALI KE ARTIKEL