aku tak tahu ini firasat apa. tapi seluruh inderaku memberi isyarat tentang kamu
mendadak, banyak mobil berlalu lalang dengan plat nomor kotamu.
kernet bis satu-satu meneriakan nama kotamu
teman satu kosku yang bercerita ia baru kembali dari tempatmu berasal
kampusku dipenuhi manusia-manusia satu ras denganmu
mereka bicara dengan bahasa ibumu
bahkan ada yang memiliki nama sepertimu
aku hanya menutup telingga, menjauh cepat-cepat.
seorang teman tiba dengan lembaran tenun.
ia baru saja berlibur dari pulaumu
dan tenun itu hadiah untukku.
lebih tepatnya, hadiah untuk mengusap airmataku
satu sore aku pergi ke satu mal
pernak pernik dengan warna kesukaanmu jadi rebutan.
sepintas kulihat kamu lewat
berjubel diantara mereka yang berpasang-pasang
setelah aku berharap-harap,
ternyata dia bukan kamu...
aku paham,
sembilu ini bernama rindu...