Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerita Pemilih

Tafsir Magis,"AWAK KARO SIKEL" Dalam Sekenario PILKADA Tebo

28 September 2024   17:50 Diperbarui: 29 September 2024   13:47 111 1
Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) adalah 2momen penting dalam demokrasi di Indonesia, termasuk di Kabupaten Tebo. Tiap tahun, pemilihan ini tidak hanya menjadi ajang untuk memilih pemimpin, tetapi juga menciptakan dinamika sosial yang kompleks. Dalam konteks ini, kita bisa membahas fenomena yang dapat dianggap sebagai "magis" dalam pilkada, khususnya di Tebo, di mana berbagai elemen -- mulai dari kekuatan politik, budaya lokal, hingga interaksi sosial -- berperan dalam menciptakan sebuah skenario yang menarik. Dan fenomena sendiri bagi para masing-masing Simpatisan para calon, dalam aksi saling serang dalam upaya mendongkrak popularitas dan surve dari Pasangan Calon yang mereka dukung.

 1. Kekuatan Politik dan Mobilisasi Massa

Salah satu aspek "magis" dari pilkada adalah bagaimana kekuatan politik mampu memobilisasi massa. Di Tebo, kita sering melihat kandidat yang memiliki dukungan kuat dari partai politik besar mampu menarik perhatian publik dengan cepat. Misalnya, ketika seorang kandidat didukung oleh partai yang memiliki basis kuat, seperti Golkar atau PDIP, mereka dapat dengan mudah menggerakkan simpatisan untuk berpartisipasi dalam masa sosialisasi serta kampanye. Mobilisasi ini sering kali melibatkan berbagai elemen, termasuk kegiatan sosial, festival, dan acara budaya, yang menyentuh emosi masyarakat.Khususnya wilayah yang menjadi basis kekuatan politik, Yang merupaoan Warisan Orde baru (ORBA)

 2. Peran Media Sosial

Media sosial juga memainkan peran penting dalam menciptakan fenomena magis ini. Platform seperti Facebook, Instagram, dan TikTok menjadi sarana utama bagi kandidat untuk berkomunikasi dengan pemilih. Di Tebo, kita bisa melihat bagaimana konten-konten kreatif, seperti video kampanye yang menarik, memukau, dan tantangan viral, yang di mainkan perannya oleh para team media center dan Buzzer masing-masing Pasangan calon (PASLON) dapat dengan cepat menyebar dan menarik perhatian generasi muda, Dalam hal ini para pemilih melenial. Hal ini menciptakan efek "viral" yang dapat mengubah arah dukungan dan suasna politik jelang PILKADA tebo yang sudah di tetapkan pada 27 November 2024 mendatang. Sehingga berpotensi merubah arah dukungan pemilih dalam waktu singkat.

3. Budaya Lokal dan Tradisi

Budaya lokal Tebo juga memberikan nuansa magis dalam pilkada.Dimana dalam masa sosialisai Para PASLON seharusnya mempu memamfaatkan keberadaan Tradisi-tradisi lokal, seperti arak-arakan atau pertunjukan seni, sering kali digunakan oleh kandidat untuk menunjukkan kedekatan mereka dengan masyarakat, dalam upaya merauf simpatis pemilih. Misalnya, seorang kandidat yang mengikuti tradisi lokal saat berkampanye dapat menciptakan kedekatan emosional dengan pemilih. Ini menjadi salah satu strategi yang efektif untuk memenangkan hati masyarakat, di mana mereka merasa kandidat tersebut memahami dan menghargai budaya serta nilai-nilai lokal.

4. Konflik dan Ketegangan

Namun, sisi lain dari skenario magis ini adalah munculnya konflik dan ketegangan. Persaingan yang ketat antara kandidat sering kali memunculkan ketegangan di masyarakat. Tebo, yang dikenal dengan keragaman etnis dan budaya. Namun bebrapa waktu lalu, Keberangaman ini terciderai oleh Statment salah satu Kandidat calon bupati dalam Jang Kontestan politik dalam PILKADA 2024 mendatang dengan bahasa, "AWAK KARO SIKEL" dalam perhelatan dan sukuran atas terpilihnya kembali menjadi anggota legislatif priode 2024-2029.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun