Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Pembakaran Liar Hanguskan Rumah Warga

17 Mei 2013   08:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:27 178 1

Kupang, 13 Mei 2013 pukul 1 siang, warga RSS Oesapa dikejutkan dengan kobaran api yang menghanguskan sebagian area belakang rumah Meriana Medo Koro (53) yang berada di blok U no 1, Rss Oesapa. Kejadian na’as yang dialami oleh keluarga Meriana ini diakibatkan oleh pembakaran rumput liar yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dan tidak diketahui identitasnya.

“Memang pembakaran rumput secara liar ini sering terjadi di kompleks kami apalagi pada musim-musim kemarau seperti ini. Pembersihan lahan dengan membakar rumput ini pun dilakukan oleh oknum-oknum yang sampai saat ini belum diketahui identitasnya”, kata Martinus Mangi (47) selaku ketua RT setempat.

Kejadian yang sama pun pernah terjadi dan biasanya rumah yang menjadi korban dari bunga api hasil pembakaran liar ini adalah rumah yang berbatasan langsung dengan lapangan rumput liar yang merupakan sasaran empuk pembakaran, tambahnya.

Kebakaran tersebu menghanguskan bagian belakang rumah Meriana, termasuk setengah pagar belakang, jendela belakang, mesin cuci serta pakaian-pakaian yang ada di belakang.

“Saya dan adik-adik sedang berada di dalam rumah, kami menutup semua pintu karena asap dan kotoran rumput bakar sudah beterbangan, namun ketika sedang duduk nonton, saya mencium bau plastik yang terbakar dan sempat mendengar bunyi seperti letusan”, ungkap Samuel Kedati (27) anak laki-laki Meriana.

Merasa ada yang aneh, Samuel langsung bergegas mengecek ke luar rumah dan seluruh bagian rumah kalau-kalau ada yang terbakar.

“Waktu saya sampai di belakang rumah, saya kaget lihat mesin cuci di belakang sudah hangus dan tidak ada lagi, semua pakaian dan jendela juga habis dilalap api”, kisahnya.

Melihat hal itu, Samuel langsung bergegas mengambil air dan berusaha memadamkan api sebisanya seraya memanggil pertolongan dari adik dan tetangganya.

“Saya lihat api yang dari rumput di lapangan sudah tertiup angin dan menyambar rumah sebelah, lalu saya langsung keluar dan memukul tiang listrik sehingga beberapa tetangga keluar dan membantu Samuel memadamkan api”, ungkap Sely (47), tetangga yang tinggal di blok T No 3.

Bukan hanya itu, kesigapan masyarakat setempat pun ditunjukkan dengan serentak mematikan meteran arus listrik di rumah masing-masing, untuk mencegah hal berbahaya lainnya terjadi.

“Kami langsung mematikan meteran dan terus berusaha memadamkan api dengan air di bak rumah”, ungkap Samuel.

Selain itu, Gerda (18), anak perempuan Meriana Medo Koro mengungkapkan kejadian itu terjadi saat mama (Meriana Medo Koro) belum pulang kerja.

“Kita belum kontak mama karena takut mama khawatir atau bagaimana di jalan jadi tunggu mama pulang baru cerita pelan-pelan”, ungkap Gerda.

Api yang merambat masuk ke bagian rumah Meriana sudah berhasil dipadamkan namun karena angin yang cukup kencang membuat api mulai mengarah ke belakang Pertamina, di samping X2. Hal ini sempat meresahkan warga yang masih berkumpul di sekitar tempat kejadian karena dikhawatirkan bunga-bunga api akan menyerang pertamina yang ada di depan.

“Kedatangan 1 unit mobil damkar (Pemadam Kebakaran) belum mampu memadamkan api yang sudah menyebar luas ini karena harus bolak-balik, entah alasan apa katanya air habis lah”, ungkap Martinus Mangi.

Diharapkan, supaya dengan kejadian ini para tangan jail tidak lagi melakukan pembakaran rumput secara liar, apalagi di musim kemarau, tambahnya.

HARAP TINDAKAN PEMERINTAH KOTA

“Kalau rumput sudah tinggi dan sudah masuk musim kemarau, kita siap-siap sudah pasti ada saja yang bakar lahan ini”, ungkap Samuel Kedati (27). Hal ini sangat berbahaya, disamping karena peluang terjadinya kebakaran rumah warga besar, juga gangguan pernapasan pada warga sekitar merupakan masalah serius yang harus ditindak lanjuti, tambahnya.

Bukan hanya itu, pohon-pohon yang sudah ditanam dalam rangka melaksanakan Kupang Green and Clean pun ikut-ikutan rusak dan hangus.

“Proyek pemerintah dengan menanam serbu pohon di kompleks ini sudah kami laksanakan dengan memanfaatkan lahan kosong yang ada untuk menanam pohon tetapi dengan adanya pembakaran liar di setiap tahunnya, pohon-pohon yang sudah ditanam warga di sini hangus terbakar”, kata Martinus Mangi, Ketua RT setempat.

Warga yang kesal pun sudah pernah berusaha mencari dalang dari pembakaran liar ini, namun belum ada titik terang siapa pelakunya.

“Kami susah menemukan siapa dibalik pembakaran ini karena hal kecil seperti membuang puntung rokok yang masih ada api saja bisa menimbulkan kebakaran lahan seperti ini, jadi siapa saja bisa melakukannya”, ungkap Martinus.

Lebih lanjut Ia menambahkan, kasus ini butuh solusi pemerintah karena untuk menjaga keamanan lahan dari tangan-tangan jahil pelaku pembakaran liar belum bisa warga atasi sendiri.

Ebed Yusuf, Lurah Oesapa saat dikonfirmasi via telepon mengenai kejadian ini telah menghubungi kepala Damkar untuk segera mengirimkan awaknya ke lokasi kebakaran dan berjanji akan segera melakukan tindak lanjut, diantaranya dengan menghubungi RT RW setempat guna membahas dan mencari solusi masalah ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun