Berbicara tentang kelopak mata, saya penasaran juga bagaimana ya artis-artis Korea atau Asia yang matanya sama-sama sipit namun bisa memiliki kelopak yang lebih besar dan terlipat. Usut punya usut ternyata mereka melakukan rekonstruksi kelopak mata dengan metode pembedahan okuloplasti.
Mata yang terlihat besar memang menjadi daya tarik tersendiri dan meningkatkan standar kecantikan bagi sebagian wanita. Tidak hanya di Korea, di Indonesia yang notabene bermata lebar dan berkelopak, tidak sedikit yang tertarik dengan proses ini demi penampilan yang lebih cantik.
Kalau membicarakan tentang lipatan kelopak mata dan kontruksinya, rasanya tidak afdol jika kita tidak mengulas tentang bidang kedokteran mata yaitu Okuloplasti. Saya juga baru tahu kalau ternyata untuk mekukan tindakan operasi kontruksi mata, harus ke dokter ahli Okuloplasti. Karena ini termasuk tindakan medis yang tidak boleh sembarangan dilakukan, bukan semata memikirkan aspek kecantikan saja. Kalau sembarangan dilakukan oleh yang bukan ahlinya, bukannya mata indah yang didapat, malah sebaliknya.
Bedah okuplasti sendiri merupakan bedah yang dilakukan pada bagian orbita atau struktur di sekitar bola mata yang berfungsi untuk memperbaiki struktur dan fungsi rekonstruksi mata.
Diakui memang, bedah okuloplasti, rekonstruksi dan tumor di Indonesia terbilang masih sangat jarang. Karena,proses pembedahan lumayan kompleks dan hanya dapat dilakukan oleh dokter ahli yang telah mendalami sub spesialis Okuloplasti, rekonstruksi dan tumor. Bukan kebetulan, saya bertemu dengan dr. Ardining R. Sastrosatomo, SpM di sebuah acara. Dr. Ardining sehari-hari praktek di JEC Cibubur dan sejumlah cabang JEC lain di Jakarta.
Sebagai salah satu dokter yang mengambil spesialisasi di bidang okuloplasti, rekonstruksi dan tumor, dr. Ardining menjelaskan, pada umumnya kantung mata mengalami penurunan itu dialami oleh kalangan lansia, karena faktor usia. Atau juga misal, mata yang terlalu berair. Untuk mengatasinya, bisa dilakukan okuloplasti dan rekonstruksi.