Mohon tunggu...
KOMENTAR
Dongeng Pilihan

Jura

24 Desember 2014   21:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:32 25 0
Gubuk tua jauh dari pedesaan, terlihat sinar bulan merambat diatas atap yang terbuat dari dedaunan. Terdengar suara isak tangis seorang anak muda. Terlihat seorang ibu terbentang dipangkuannya, menangis sambil menciumi pipi ibunya. Raja malam telah menghabiskan malam, namun anak muda itu tetap saja menangis.

Sungguh sangat kehilangan, hidup seorang diri. Terkadang anak muda itu tidak bisa terima, sering berontak dalam hati. Mengapa harta dan satu-satunya miliknya diambil oleh tuhan.

Dengan beralaskan tikar  ditemani sebuah seruling, dia menghabiskan kegelisahan bersama sang malam. Menghembuskan nafas perlahan, memejamkan mata dan meletakkan tangannya tepat diatas dadanya. Itu adalah salah satu hal yang sering dilakukan ketika ia merindukan ayahnya dulu.

Pikiran untuk mengakhiri hidupnya sering terlintas, namun selalu saja imajinasinya menghambat seperti  melihat akan senyum ibunya.

Memutuskan untuk melanjutkan hidup, walaupun sebatang kara telah bulat. Tubuh tinggi dan tampang anak muda sangat dominan akan dirinya, tepatnya ia memiliki nama "Jura".

Keseharian jura disibukkan dengan mimpinya. Ia ingin menyulap gubuknya menjadi sebuah istana.

Terlihat jura mulai membuat sebuah kolam depan gubuknya, bebatuan diukir sedemikian rupa sehingga sangat memikat ratu kunang-kunang untuk menghiasi gubuknya dimalam hari. Jembatan terbuat dari bambu dengan bunga-bunga ditanami disekelilingnya.

Malam seakan  jura yang punya semenjak gubuknya  berubah menjadi istana kecil yang dikelilingi bunga-bunga. Dingin, diam, dan suasana malam hanya suara-suara jangkrik yang terdengar.

Mata sipit sukar ingin diajak terlelap, jura mengangkat kedua tangan mengangkat sedikit tubuhnya merapat kedinding.

Kolamnya telah kering, bunga-bunga juga layu. Istananya seperti tak bernyawa, bahkan seruling yang selalu menemaninya menghilang. Jura tampak kebingungan resah, gelisah dan penasaran  akan hukum alam. Dia sungguh tidak tahu atas kesalahan apa yang ia perbuat sampai tuhan mengambil semuanya. Tiba-tiba jura terjatuh dari tempat tidurnya, ternyata ia sedang bermimpi.

Melihat sekelilingnya masih utuh seperti semula. Berbalik badan ingin melanjutkan tidurnya. Tapi ada yang janggal, suara-suara aneh dari kolamnya terdengar jelas. Dia mencoba untuk mengintip dari jendela, tapi tidak terlihat siapa-siapa disana. Dia hanya berpikir itu hanya suara ikan  yang sedang menikmati malam.

Hendak mau menutup jendela, dia melihat seorang gadis tersenyum menatapnya. Terlihat jelas gadis itu mengenakan baju warna putih dan berambut panjang. Mencoba mengusap matanya, berulang-ulang ia lakukan. Ternyata dia tidak sedang bermimpi. Berbalik arah, bertahun tinggal bersama ibunya tidak pernah bertemu dengan warga sebrang. Tapi ia memberanikan diri keluar dan ingin menyapa gadis berambut panjang itu. Setiba diluar dekat jembatan tidak tampak siapa-siapa. Dia mencoba untuk membaca raut muka gadis itu namun tidak berhasil.

Untuk beberapa hari, dia selalu dihantui bayangan gadis berambut panjang itu. Seribu tanda tanya didalam hati jura. Pertengahan malam sering ia nanti dia berharap rasa penasarannya akan terjawab tentang gadis itu.

Saat bulan purnama, jura duduk diatas jembatan tepat tempat gadis itu berdiri. Dengan suara serulingnya yang sangat merdu membuat raja malam mengerti akan kegelisahan hatinya.

Dia berpikir kejadian itu hanya imajinasi. Suatu malam ia bermimpi bertemu dengan sang ibu, tidak sadar meneteskan air mata saat memeluk dan tangannya masih menggenggam bayangan ibunya ketika ia terbangun.

Saat pagi datang, dengan sinar matahari menyinari istananya. Dia memberi makan ikan dan membersihkan pekarangannya. Melihat bunganya satu persatu. Jura merasa hidupnya sungguh membosankan walau punya sebuah istana tapi hidup seorang diri. Tumbuh menjadi anak muda yang gagah dan dewasa.

Saat bulan purnama kedua, Jura ingin menghabiskan malamnya dengan serulingnya. Dia duduk dan sedikit tersenyum melihat kunang-kunang malam terbang kesana kemari menghiasi istananya.

Dengan sedikit menghentak-hentakkan kakinya ketanah, melempari dedaunan kekolam kecil itu. Sedikit berbincang sendiri . Ia berharap seseorang datang menemani kesunyian yang selama ini mengutuk hidupnya.

Suara lembut dan sedikit pelan tiba-tiba terdengar dari belakangnya. Jura terkejut langsung berdiri dan mengusir gadis itu.  Dia seperti orang yang sangat menakutkan, mukanya langsung berubah seperti buah puhon didepan istannanya. Namun, gadis itu tersenyum mencoba menenangkan jura. Dia meyakinkan dirinya tidak akan macam-macam dan hanya ingin singgah sebentar.

Ternyata gadis itu adalah gadis berambut panjang. Jura seperti bermimpi, berulang kali ia menanyakan kepada gadis itu kalau ia tidak sedang bermimpi. Gadis cantik yang tidak tahu kejelasannya tersenyum dia seolah-olah sangat mengenali jura.

Mulai saat itu, mereka tinggal bersama dilengkapi dengan seorang pendamping seperti bidadari. Hidup jura sangat berwarna atas kedatangan gadis itu.

Sekian lama bersama, jura tidak pernah menanyakan asal-usul gadis itu. Hanya saja kejanggalan terus berlanjut ketika siang hari datang. Dan jura tidak pernah menanyakan hal itu.

Gadis cantik itu berada di istana dimulai senja terbenam sampai pagi hari. Jura selalu ingin menanyakan hal itu namun mengingat janji mereka. Jura pernah dimintai gadis itu untuk tidak menanyakan asal usulnya. Bahkan jura telah bersumpah.

Dan setiap jura ingin menanyakan kemana ia pergi ketika siang hari, Gadis itu terlihat seperti mengelak dan tidak mau menjawab. Jura selalu diingatkan tentang janjinya. Sehingga dia memutuskan untuk tidak menanyakan kembali.

Ada seorang warga desa tersesat dihutan sangat jauh memasuki hutan tersebut, Sehingga ia bertemu dengan istana sijura. Jura menyambut dengan baik. Dan dia bersedia mengantarkan warga kembali kedesanya.

Karna tepat disiang hari jura tidak bertemu dengan kekasihya untuk memberitahu ia akan pergi ke desa sebrang. Gadis berambut panjang tampak gelisah, menunggu jura yang ia tidak tahu kemana.

Jura melihat warga desa untuk pertama kali dalam hidupnya. Adapun ketika ibunya masih hidup, jura dipertemukan dengan sahabat ibunya. Banyak warga menganggap jura adalah seorang raja turun dari kayangan.

Tidak beberapa lama jura meminta untuk segera pulang, namun warga desa meminta jura menemui seorang raja. Setelah melihat jura, raja meminta anak buahnya untuk mengantarkan jura pulang ke istana. Dengan perasaan senang memilki teman warga desa jura tidak tahu bahwa raja memiliki niat jahat terhadapnya.

Setiba di istana gadis itu tidak ada, jura merasa tidak sabar untuk menceritakan hal itu. Dia duduk diatas jembatan bambu, dia menunggu kedatangan kekasihnya.

Setelah mendengar cerita jura, gadis itu langsung terlihat cemas. Jura takut akan menanyakan mengapa gadis itu bersikap cemas. Gadis itu menyarankan untuk tidak menemui warga desa itu terutama raja.

Jura terlihat tidak percaya dengan cerita kekasihnya. Ibu dan ayahnya dulunya adalah warga desa yang diusir oleh raja. Denga suara yang sedikit menenangkan dia bercerita  bahwa ayahnya mempunyai kekuatan. Raja tidak mau diremehkan sehingga diusir dari pedesaan dan dilarang keras menginjakkan kaki. Dan hingga ahirnya ayahnya dibunuh oleh raja dan ibunya diasingkan dibuang kehutan.

Jura tidak percaya dengan kekasihnya. Jura tidak menganggap kekasihnya, sekali bahkan sering membentak dan tidak peduli lagi, dia telah berubah. Bahkan dia sering tidak pulang. Keegoisan jura membuat linangan air mata kekasihnya.

Tepat jura memainkan seruling dimana bulan purnama ketiga, tiba-tiba gadis itu menanyakan hal yang membuat jura marah besar. Gadis cantik itu langsung terdiam, jura mendekat dan menarik gadis itu tepat jembatan. Dia meminta gadis itu menceritakan semuanya. jura ingin tahu mengapa kekasihnya tahu akan cerita hidupnya.

Sikap jura mengundang hujan malam, jura ikut menangis. Dia mengungkapkan semua atas apa yang ia rasakan selama ini. Dia menceritakan awal mula hidupnya, merasa tidak terima atas kekasih pujaannya yang melarang bertemu warga. Berteriak sambil mengelilingi gadis itu, betapa ia merindukan sosok manusia yang mau menemaninya untuk selamanya. Dan dia merasa kini menemukan keluarga baru yang jauh lebih jelas dari pada gadis itu.

Sungguh tampak perpecahan mendekati sepasang kekasih itu. Gadis itu langsung memeluknya. Dia hanya diam, dan jura tidak mendengarkan sepatah kata dari gadis itu kecuali kata maaf. Dia mencium kening kekasihnya, belum sempat mengucapkan apa yang ia sampaikan langsung saja gadis itu menutup mulut jura dengan tangannya.

Suaranya yang lembut mengatakan bahwa ia telah tahu apa yang jura ingin tanyakan,tampa banyak cerita gadis itu berubahseperti halnya jura baru pertama melihatnya.

Jura kebingungan, dia melepaskan pelukan gadis itu. Ia sadar akan sumpahnya, Jika ia mencoba menanyakan asal usul gadis itu maka niscaya istana akan redup dan gadis itu akan menghilang.

Kini malamnya telah berubah menjadi sunyi, sang raja malam telah benci dan ratu kunang-kunang pun seakan tidak mau menghampiri. Istananya berubah kembali menjali gubuk. Kekuatan akan istanya terlihat bersinar dikarnakan kekasihnya. Gadis berambut panjang itu adalah cincin ayahnya yang menjelma sebagai peri penolong selama ia sendiri.

Dan kini jura, dipaksa keras oleh sang raja desa untuk membuat sebuah istana. Hidupnya jauh lebih menyedihkan. Keramaian telah datang tapi ia tidak menemukan seperti kekasihnya.

Penyesalan sungguh ia rasakan, mempercayai warga desa yang baru ia kenal dan keegoisan melanggar sumpahnya. Hingga ahirnya jura mengakhiri hidupnya dengan menusukkan bambu runcing didadanya.

By: Lince Ritonga

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun