Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana Pilihan

Fabel - Persahabatan Akil dan Noya [Bagian 25] - Selesai

10 Maret 2019   15:43 Diperbarui: 10 Maret 2019   15:47 39 8
Bagian 1 - Bagian 2 - Bagian 3 - Bagian 4 - Bagian 5 - Bagian 6 - Bagian 7 - Bagian 8 - Bagian 9 - Bagian 10 - Bagian 11 - Bagian 12 - Bagian 13 - Bagian 14 - Bagian 15 - Bagian 16 - Bagian 17 - Bagian 18 - Bagian 19 - Bagian 20 - Bagian 21 - Bagian 22 - Bagian 23 - Bagian 24


Menjelang siang, Pak Elang baru datang ke tempat singgah Akil. Mendarat dengan sempurna, dan sedikit kaget saat melihat ada dua ekor kelinci dewasa yang nampak akrab dengan Akil.

Akil pun menyambut Pak Elang dengan antusias, kemudian bersalaman dan mencium tangan. Tak lupa pula Akil menyiapkan makanan dan minuman untuk Pak Elang.

"Paman ke mana saja? Aku cemas menunggu Paman," kata Akil yang memulai pembicaraan dengan Pak Elang, tetapi lupa memperkenalkan orang tuanya kepada Pak Elang.

"Aku mencarimu, Akil. Tadi pagi kamu meninggalkan kami sangat lama. Aku khawatir karena kamu tidak paham daerah sini."

"Aku tidak merasa pergi lama. Oh iya, Paman Elang! Ini ayah dan ibuku. Mereka mencariku dan tidak sengaja bertemu dengan Kino dan Keno. Aku sangat senang, Paman!" kata Akil.

Kemudian Pak Elang dan orang tua Akil saling mendekat dan saling mengobrol. Ucapan terima kasih dari orang tua Akil kepada Pak Elang sangat sering terdengar. Tetapi Akil tidak terlibat pembicaraan mereka. Akil asyik mengobrol dengan Mueza, Kino dan Keno yang sudah tidak sabar minta diantar pulang.

"Mueza, Paman Elang kan baru saja datang. Biarkan istirahat dan mengobrol dulu dengan ayah dan ibuku. Lalu, sekarang kita mencari makanan dan minum dulu saja, yuk!" ajak Akil kepada Mueza, Kino dan Keno supaya lupa dengan apa yang dirindukannya.

Mereka mendapatkan buah-buahan dan minuman dalam waktu yang tidak begitu lama. Mereka berempat dan bisa bekerjasama.

"Paman Elang, Ayah, Ibu, ayo kita makan. Lalu Paman Elang tolong antarkan Mueza pulang ya," pinta Akil kepada Pak Elang.

"Akil, tadi aku sudah bertemu orang tua Mueza yang sedang mencari Mueza di dekat lahan jati yang terbakar. Aku sudah katakan jika Mueza sedang bersamaku. Dan mereka sedang dalam perjalanan menuju ke sini," jawab Paman Elang kemudian.

"Apakah ayah dan ibu Mueza tahu tempat ini?" tanya Akil dengan penasaran.

"Iya, tahu. Pohon randu ini sangat besar dan terbesar di sini. Paman sedang lelah untuk kembali terbang," kata Pak Elang.

"Pak Elang, sementara kita di sini dulu ya. Tunggu lelah Pak Elang hilang. Dan nanti kami juga hendak ke rumah Noya, sahabat Akil!" kata ayah Akil kepada Pak Elang.

"Baiklah kalau begitu, Pak. Saya memang perlu istirahat untuk sementara waktu," jawab Pak Elang yang memang benar-benar lelah dengan kegiatannya akhir-akhir ini.

"Kino dan Keno bagaimana? Apakah hafal alamat rumahnya?" tanya ibu Akil kemudian.

"Aku tidak punya rumah. Aku tidur di manapun asalkan dekat dengan rumput subur!" jawab Kino dengan santai.

"Kami tidak punya keluarga. Ibuku meninggal saat melahirkan aku di tepi padang ilalang. Dan aku tidak tahu di mana ayahku," lanjut Keno tanpa ada terlihat kesedihan di wajahnya.

"Ya sudah! Keno dan Keno tinggal denganku saja. Nanti dibuatkan rumah sendiri kok oleh Ayah. Iya kan, Ayah?" kata Keno yang sebenarnya menginginkan rumahnya ramai.

"Tentu, Akil!" jawab Ayah Akil singkat.

"Paman Elang, bagaimana dengan Noya? Aku kangen Noya. Aku ingin dekat Noya juga!" kata Akil yang sebenarnya tidak mau pisah dengan Noya.

"Ayah dan Ibu akan mengunjungi orang tua Noya, Akil! Ayah dan Ibu sangat berhutang budi kepada mereka," jawab Ayah Akil.

"Iya, tenang saja Akil! Bisa jadi orang tuamu nanti akan pindah ke dekat rumah Noya. Supaya kalian bisa bermain dan bersama setiap hari. Bukankah begitu, Pak?" kata Pak Elang kepada Akil dan ayah Akil.

"Ide bagus, Pak Elang. Dan kita akan bertetanggaan di sana. Kino dan Keno juga!" jawab Ayah Akil kemudian.

"Aku bagaimana, Paman Elang?" timpal Mueza dengan nada sedih.

"Kamu tetap bersama orang tuamu, yang sekarang sedang menuju kemari. Dan nanti kita semua akan saling mengunjungi. Menjalin silaturahmi itu sangat indah dan membawa kedamaian," kata Pak Elang.

"Iya, benar!" jawab ayah dan ibu Akil secara bersahutan.

"Baiklah kalau begitu, aku istirahat . Kalau begitu aku istirahat dulu. Akil, Mueza, Kino dan Keno juga tidur siang dulu. Ayah dan Ibu Akil pun juga hendak istirahat. Jangan lupa selalu berdoa, supaya rencana kita esok hari akan berjalan lancar sesuai yang kita harapkan," kata Pak Elang yang sudah merasa lelah dan merasa perlu istirahat untuk memulihkan tenaga.

"Aamiin."

Merekapun mengaminkan doa Pak Elang secara bersamaan.



Selesai... 



Ditulis oleh Lina WH

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun