Gizem adalah seekor bayi belalang yang terpisah dari orang tua dan saudara-saudaranya karena serangan Pigo, si ayam jantan yang menyeramkan. Gizem tidak tahu nasib orang tua dan saudara-saudaranya sekarang. Saat peristiwa menyedihkan itu terjadi, Gizem hanya bisa menyelamatkan dirinya sendiri dengan sekuat tenaga.
Gizem masih ketakutan atas peristiwa tersebut. Merindukan mereka untuk berkumpul kembali.
Saat Gizem sedang makan pupus pohon pandan yang lumayan tinggi, tiba-tiba Jose seekor burung jalak datang menghampirinya.
"Hay bayi belalang lucu. Kenapa kamu sendiri?" Sapa Jose dengan suara keras.
Gizem ketakutan, lalu menghentikan makannya.
"Aku mohon, jangan mangsa aku. Aku mohon," kata Gizem pelan dan tubuh gemetaran karena ketakutan.
"Aku tidak suka makan serangga. Aku lebih suka makan biji-bijian," jawab Jose dengan jujur.
"Terimakasih, kawan. Siapa nama kamu?" Gizem pun senang dan tidak lagi ketakutan.
"Aku Jose. Nama kamu siapa?"
"Aku Gizem," jawab Gizem senang.
Lalu, Jose si burung jalak pun bergeser mendekati Gizem.
"Kenapa kamu sendirian, Gizem? Mana saudaramu? Biasanya bayi belalang selalu bersama saudaranya yang banyak," lanjut Jose yang selalu ingin tahu.
"Aku tidak tahu sekarang mereka ada di mana. Kami pisah setelah kami diserang oleh Pigo si ayam jantan," kata Gizem sambil menangis pelan.
"Gizem, jangan bersedih. Suatu saat nanti pasti kamu akan bertemu mereka. Rajin berdoa ya," kata Jose menghibur Gizem.
Gizem mengangguk dan berusaha menghapus air matanya.
"Aku sekarang tinggal di pucuk pohon pandan ini sendirian. Aku takut tinggal di tempat yang rendah. Daun pohon pandan ini enak kok. Dan aku juga bisa bersembunyi di dalam lorong itu jika ada bahaya mengancam," lanjut Gizem dengam senang.
"Iya Gizem. Kamu jangan bersedih ya, yang penting kamu aman dan banyak persediaan bahan makanan. Jangan lupa makan yang banyak ya, supaya sayapmu cepat tumbuh. Sehingga kamu bisa terbang ke tempat yang tinggi dan jauh untuk mencari orang tua dan saudaramu," kata Jose memberi semangat kepada Gizem, kawan barunya.
Gizem tersenyum senang. Kini Gizem mempunyai kawan untuk berbagi cerita. Gizem tidak lagi bersedih karena kesepian dan Gizem percaya bahwa suatu saat nanti akan bertemu dengan orang tua dan saudara-saudaranya.
"Terimakasih kawan. Kamu tinggal di mana?" Tanya Gizem selanjutnya.
"Aku tinggal di atas pohon jati yang tumbuh di samping pohon pandan ini. Kita bisa bermain bersama setiap hari, Gizem."
Gizem menatap pohon jati tempat tinggal Jose. Tinggi sekali, hingga Gizem tidak bisa melihat sarang Jose.
"Kamu tinggal sama siapa, Jose?" Tanya Gizem kemudian.
"Aku tinggal sama Ayah dan Ibu. Aku anak tunggal. Sekarang Ayah dan Ibu sedang mencarikan makan untukku. Tetapi mereka berpesan bahwa aku tidak boleh main jauh-jauh dari sarang. Kata Ibu sayapku masih lemah," jawab Jose dengan jujur.
Gizem kembali bersedih karena ingat kembali dengan orang tua dan saudara-saudaranya. Dan Jose melihat kesedihan itu di muka Gizem.
"Gizem, jangan bersedih ya. Aku dan kamu sekarang berkawan. Aku akan main ke sini setiap hari untuk menemanimu," kata Jose kepada Gizem selanjutnya.
Gizem tersenyum senang. Dan merekapun kini menjadi akrab karena setiap hari selalu bermain bersama. Gizem selalu makan dengan nikmat dan cukup setiap hari, karena Gizem hendak mencari orang tua dan saudara-saudaranya jika sudah besar dan bersayap kuat.