Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Selamat Datang Ustadzah Mimi

25 Januari 2011   01:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:13 190 2
Seperti hari-hari biasanya, suasana kelas 5 SD Canting riuh dan tak terkendali. Hari ini ada pertandingan bola tangkis antara Ika dan Ngashim. Permainan ini hampir sama dengan bulu tangkis, namun karena kok-nya dibuat dari sobekan kertas yang diremas dan dibentuk menyerupai bola sebesar kepalan tangan maka permainan ini dinamakan bola tangkis. Alat tangkisnya pun bukan berupa raket namun menggunakan sepatu masing-masing. Kalau sudah begini, aura kelas berubah seperti pertandingan kelas dunia.

“Ngashim… Ngashim… Ngashim!!!!!!” teriak empat pandawa lainnya memberi semangat pada Ngashim.

“go Ika… go Ika… go Ika” Teriak Unyil tak mau kalah.

Sementara di ruang guru, terlihat ada sesosok orang  yang baru diantara guru-guru lainnya. Di lihat dari penampilannya, sepertinya ia seorang ustadzah.

“Jadi begini ustadzah, kami  berharap betul dengan kesediaan ustadzah untuk bergabung di sekolah kami. Mungkin kedatangan ustadzah di sini mampu membuat perubahan” Kata pak Kepsek Yula yang saat ini telah bergabung kembali di SD Canting. Beliau merasa tidak betah bertugas di Negeri tetangga, begitulah walaupun murid-murid SD Canting terkenal mbelingnya namun siapapun yang telah masuk dalam lingkungan ini pasti mengalami cinta mentok… Hahaha… cinta mentok? Apa pula itu? Yah, terlanjur cinta kalau Memes bilang, susah kelain hati pokoknya.

“Baiklah pak Kepsek, akan saya coba. Insya Allah, semoga membawa perubahan yang lebih baik. Amin” balas ustadzah dengan lembut. Semoga suaranya yang lembut mampi menyihir anak-anak dan mau mendengarkan apa kata guru.

“Baiklah… kalau begitu kita langsung ke kelas dan berkenalan dengan anak-anak saja ustadzah” Ajak Bu Ketan.

Bu Ketan, Pak Kepsek, Ustadzah baru dan Babeh Helmi berjalan beriringan menuju kelas Gugun cs yang sedang menyelenggarakan pertandingan. Karena saking serunya pertandingan, anak-anak tidak menyadari kalau rombongan Pak Kepsek sedang menuju kelas mereka. Begitu rombongan masuk, anak-anak tunggang-langgang mencari tempat duduk masing-masing. Beruntung karena mau memperkenalkan Ustadzah, baik Bu Ketan, Pak Kepsek maupun Babeh tidak ada yang memerahi mereka.

“Gun… kae sopo yo? Apa mau ada acara pengajian hari ini ya? Kok koyo ibu-ibu meh pengajian?” Hendra bisik-bisik pada Gugun yang penasaran terhadap orang baru yang turut serta dalam rombongan.

“Mbuh, ora ngerti aku Ndra” Jawab Gugun.

“Tenang dulu anak-anak. Hari ini kita kedatangan tamu istimewa. Baliau ini seorang Ustadzah yang akan membantu belajar kalian di sini” Babeh Helmi menenangkan anak-anak.

“ustadzaaaah?” Kata Sigith dan Jenni bersamaan saling bertatapan.

Setelah sedikit perkenalan, ustadzah baru tersebut di tinggal oleh Bu Ketan, Pak Kepsek dan Babeh Helmi. Walaupun baru sebentar, ustadzah tersebut terlihat sudah akrab dengan anak-anak. Beberapa kesepakatan juga telah di buat, salah satunya adalah anak-anak diwajibkan sholat dzuhur berjamaah di Mushola sekolah. Selain itu adanya panggilan sayang untuk Ustadzah tersebut, Ustadzah yang ternyata bernama Umi Salamah akan di panggil Ustadzah Mimi yang akan mengingatkan mereka juga pada Ustadz Mumu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun