Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Makan di Tempat Umum : Jangan Dihabiskan Ya !

28 Maret 2014   00:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:22 67 2
Waktu makan siang di salah satu rumah makan Padang, saya jadi terusik untuk memperhatikan sekelompok anak muda yang duduk tak jauh dari meja saya. Mereka hebohnya minta ampun. Nampaknya salah satu dari mereka berulang tahun ( di meja mereka ada kue tart ). Dari pembicaraan mereka yang "terpaksa" saya dengar, ternyata mereka adalah mahasiswa/i.

Mereka nampaknya sudah selesai makan. Mata saya melihat ke piring di hadapan mereka. Umumnya yang wanita banyak sekali sisa makanan di piring. Demikian juga yang pria, walaupun sisa makanannya tidak sebanyak yang wanita, tapi tetap ada sisa yang seharusnya dihabiskan.

Sebenarnya bukan hal yang aneh jika kita makan di restoran, rumah makan, kantin dan tempat makan lainnya di luar rumah, terlihat banyak makanan tersisa. Begitu juga kalau makan di acara pesta, acara seminar dan lain sebagainya. Sepertinya ada semacam aturan tak tertulis yang mengatakan : "Makan di tempat umum jangan dihabiskan"

Namun, tetap saja saya merasa sedih  melihat makanan begitu banyak yang terbuang. Berapa banyak uang  yang terbuang percuma ? Sedangkan dipihak lain berapa banyak orang di sekitar kita yang dengan susah payah mengumpulkan uang untuk bisa makan 3 kali sehari dengan lauk yang sederhana?

Ada beberapa hal yang menyebabkan makan di luar rumah/ tempat umum lebih besar kemungkinan  mubazir dibanding makan di rumah serta solusinya:

1. Malu nanti dikira rakus

Banyak orang tidak mau menghabiskan makanan jika makan ditempat umum. Kalau makanan dihabiskan nanti dikira kita rakus. Jadi seperti sudah jadi keharusan  untuk menyisakan sedikit makanan walaupun sebetulnya bisa dihabiskan. Bahkan pengalaman salah seorang saudara yang kuliah di sekolah tinggi terkenal yang mahasiswanya harus tinggal di asrama (otomatis makan bersama), ada peraturan yang melarang mahasiswanya untuk makan sampai habis. Harus disisakan sedikit agar tidak terlihat rakus. Saya kurang tahu apakah peraturan ini resmi atau kebiasaan turun temurun dikalangan mahasiswa. Yang jelas, saudara saya sering kena marah karena sudah terbiasa dari kecil untuk tidak menyisakan makanan sedikitpun.

Buanglah jauh-jauh rasa malu untuk melakukan sesuatu yang benar. Agama mengajarkan kita untuk tidak melakukan hal yang mubazir. Bahkan kalau bisa, kita ajak orang lain melakukan hal yang sama.

2. Tidak sesuai selera

Hal ini sering terjadi kalau makan makanan yang "baru" buat kita. Walaupun menurut orang lain enak, belum tentu sesuai dengan lidah kita.

Sebaiknya kita cicipi sedikit  makanan yang akan dibeli/ diambil sebelum kita membeli atau mengambil dengan porsi yang cukup banyak. Bisa dengan cara mengambil sedikit makanan yabg akan dimakan. Jika membeli, bisa cicip punya teman lebih dulu, atau beli satu porsi untuk bersama dan jika ternyata enak, baru diambil sesuai porsi yang pas untuk kita.

3. Porsi makanan terlalu banyak

Masing-masing kita tentu bisa menakar berapa kapasitas yang bisa ditampung perut untuk makanan. Namun sering ketika melihat makanan yang menggiurkan, kita merasa bisa rugi jika tidak mengambil dalam porsi yang lebih banyak. Demikian juga kalau besarnya porsi makanan sudah ditentukan oleh penjual, kita sering menerima saja sesuai porsi walaupun kita yakin tidak akan mampu menghabiskannya. Kita berpikir habis atau tidak tak jadi masalah mumpung gratis (jika makan di pesta dan sejenisnya). Atau, kita kan sudah beli, habis atau tidak itu hak kita.

Mamang benar, secara kasat mata  kita tidak rugi, namun tidak terpikirkankah kalau makan berlebihan tidak baik buat kesehatan? Atau jika ternyata makanan banyak tersisa dosa makin bertambah?

Walaupun gratis, ambillah makanan sewajarnya menurut ukuran kita. Walaupun dibeli, tidak ada salahnya kita minta porsi dikurangi dengan catatan bayarnya tetap ( kecuali memang ada kebijakan penjual makanan tertentu yang bisa pesan setengah porsi).

4. Kurangnya pemahaman dan penerapan ajaran agama dalam praktek sehari-hari.

Banyak kita yang beranggapan menjalankan agama itu yang penting hanyalah ibadah ritual saja. Tapi lupa akan ajaran ajaran agama yang harus diterapkan dalam sehari-hari. Untuk itu, perlu kita pelajari dan terapkan ajaran agama dengan baik, termasuk menjaga diri agar jauh dari hal-hal yang mubazir. Inilah sebenarnya kunci utama agar kita terhindar dari hal-hal yang mubazir

Saatnya ubah pola pikir yang menganggap rakus dan merasa malu jika makanan tak bersisa.

Jangan mubazir ya...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun