Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Amerika yang Serba Mesin

29 September 2010   15:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:52 173 0
[caption id="attachment_273591" align="alignleft" width="130" caption="mesin pencuci piring ("][/caption] Sama sekali halaman depan itu tidak bersih dari guguran daun-daun maple itu. Entah sudah ke mana abang-abang itu dengan kendaraan bermotor yang tadi mengaung-ngaung di halaman, putar sana putar sini tetapi hasilnya kok masih begitu? Anda suka yang mana? Mendengarkan suara kendaraan yang ukuran badannya sedang dan terbuka membersihkan halaman dari guguran dedaunan atau sapu lidi di tangan seseorang dengan bunyi: dreees, dreees, dreeeesss....? Saya lebih suka mendengarkan suara sapu lidi membersihkan halaman. Kalau tidak ada sapu lidi, di Amerika saya belum pernah lihat sapu lidi yang terbuat dari ijuk-enau atau kelapa, bisa diganti dengan sekumpulan ranting-ranting kayu. Bapak saya dulu suka membersihkan halaman rumah dengan serumpun semak yang tahan lama: serumpun sibagure atau tawar-tawar yang akar dan batangnya kuat. Satu rumpun apalagi sudah kering cukup bagus untuk membersihkan halaman dari dedaunan. Saya coba bersihkan halaman rumah yang di depannya banyak pohon dengan segenggam ranting kayu yang tergeletak di samping rumah tempat saya tinggal beberapa hari lalu. Bisa bersih tetapi saya tahu saya akan terlihat aneh bagi orang-orang di sekitar; laksana mahluk yang datang dari planet antah berantah. Ngapain membersihkan halaman dengan cara mahluk dari planet antah berantah? Bukankah ada petugas khusus yang akan datang membersihkannya dengan kendaraan bermesin? Anda hitung saja di negara sebesar Amerika, apalagi di musim gugur yang sudah mulai seperti sekarang ini, berapa besar energi yang harus mereka sediakan untuk mengisi kendaraan pembersih halaman dan lingkungan tempat tinggal. Saya belum temukan datanya, mudah-mudahan Paul Krugman, kolumnis yang biasa bicara soal ekonomi dengan segala tetek-bengek-nya di New York Times bisa menyebutkan angka-angkanya. Masalahnya, Amerika tidak punya cadangan energi yang mencukupi untuk dirinya sendiri; dia bergantung pada import. Sekalipun sebuah negara bisa mencukupi energi untuk dirinya sendiri, adalah sama sekali tidak bijak menghambur-hamburkannya. Membersihkan halaman dengan cara seperti yang saya lihat di sini jelas adalah sebuah penghambur-hamburan energi. Sistem kehidupan di Amerika dan saya kira di negara-negara maju pada umumnya menggiring warganya menjadi pemalas sebab kebanyakan pekerjaan sudah serba mesin. Sebagian rumah tangga bahkan mempunyai mesin khusus untuk menyuci piring. My goodness....! Saya benci mesin pencuci-piring itu! Hehe! :( Selain menghambur-hamburkan energi, juga membuat manusia kehilangan sense kemanusiaannya: keindahan menggerakkan tangan secara ritmis, merasakan segumpal sabut pencuci piring, air membersihkan peralatan, menyusunnya di rak piring atau mengeringkannya dengan kain yang bersih. Mencuci piring adalah sebuah tindakan meditatif bagi orang yang peka dengan perasaan kemanusiaannya; bukan sekedar beban. Orang harusnya tidak hanya suka makan makanan dari dalam piring, minum minuman dari dalam gelas, makan sup dari mangkok tetapi juga bersedia dengan senang hati membersihkan piring, gelas dan mangkok itu serta peralatan dapur lainnya. Kehidupan modern yang serba mesin potensial mendangkalkan sense kita sebagai manusia. Waspada sajalah! Kalau semuanya serba mesin, apa artinya menjadi manusia?***

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun