[caption id="attachment_47538" align="alignleft" width="300" caption="Soekarno dan Soeharto berdampingan di dinding warung makan di Sorkam, Tapanuli Tengah (Foto oleh: LTS) "][/caption] Dalam perjalanan ke Barus tanggal 30 Desember yang baru saja lalu, saya terkesan melihat foto kedua presiden pertama Indonesia masih menempel di dinding sebuah warung makan di mana kami makan siang. Saya tidak melihat ada foto presiden masa kini Indonesia di warung itu. Sayang kali, saya tak sempat membaca tulisan yang tertera di antara Soekarno dan Soeharto. Dugaan saya, pemilik warung makan bermarga Situmeang ini pengagum baik Soekarno maupun Soekarno? Mungkin. Kalau memang betul tak ada foto SBY di warung makan ini, mungkin ada sebab yang disengaja atau tidak, yang disadari atau tidak? Entahlah. Ada banyak cerita dari Tapanuli Tengah berkaitan dengan sepak-terjang Partai Demokrat. Akankah SBY bertahan sampai lima tahun ke depan menjadi presiden di republik ini? Saya ragu, terutama setelah pulang dari Tapanuli Tengah yang berada dalam genggaman Partai Demokrat. Kata seorang muda di Sibolga, di Tapanuli Tengah, hanya tahi kerbau yang tidak mereka cat dengan warna biru. Warna partai menjadi ideologi juga; dulu Golkar mencat apa saja yang bisa dicat menjadi kuning; di Tapteng Demokrat melakukan hal yang mirip juga, mencat apa yang bisa dicat termasuk batu menjadi warna biru. ***
KEMBALI KE ARTIKEL