Aa Gym digemari oleh ibu-ibu rumah tangga karena ia membangun citra sebagai sosok pemuka agama yang berbeda dengan ulama lainnya. Ketika para ulama “konvensional” berdakwah tentang keutamaan salat, puasa, dan kemegahan surga, Aa Gym memilih untuk bercerita tentang pentingnya hati yang tulus, keluarga yang sakinah dengan menggunakan bahasa sehari-hari yang ringan dan menyenangkan. Topik pembahasannya seputar keluarga dan pemirsanya terkonsentrasi pada ibu-ibu rumah tangga, citranya pun didaulat menjadi “ustad keluarga bahagia.”
Citra diri yang dibangun oleh Yan Gymnastiar, lebih dikenal sebagai KH. Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym adalah seorang pendakwah, penyanyi, penulis buku / penerbit, pengusaha dan pendiri Pondok Pesantren Darut Tauhid, Bandung. Para pakar ekonomi dan pebisnis yang menjalin relasi akan mendapatkan praktek praktek ekonomi yang sesuai dengan nilai nilai Islami yang dijalankan oleh AA Gym dengan penuh kejujuran dan sangat bersih. Sebagai seorang penyanyi, yang mungkin lagu lagunya tidak sepopuler Raja Dangdut Rhoma Irama di masa lalu, tetapi nuansa dan romantisme yang dimunculkan kerap menimbulkan kenikmatan dan kesejukan hati. Belum lagi isi dakwahnya yang diselingi humor dan sangat jauh dari nada nada kebencian antar sesama sehingga tidak berat untuk dinikmati sehingga wajib dikoleksi.
Meskipun banyak nilai plus yang dapat digali dari sosok seorang AA Gym, tetapi langkah kontroversial yang diambilnya, dengan menikahi teh Rini, sungguh telah membuat para penggemarnya kecewa. Figur kebapakan, muda cemerlang, ganteng dan kaya ternyata tidak mampu mengobati hati para ibu ibu yang lebih bersimpati kepada istri pertama AA Gym. Meski AA Gym telah berusaha memperbaiki hubungan dengan menceraikan dan menikahi lagi istri pertamanya sehingga para penggemarnya dapat melihat bahwa tidak ada maksud AA Gym menzholimi siapapun, tetapi nampaknya belum berhasil memperoleh simpati seperti masa masa sebelum berpoligami.
Publik dan penggemar sudah telanjur mengagumi serta mengidolakan pencitraan AA Gym sebagai sosok yang bersih dan loyal terhadap sekeluarga sehingga menganggap AA Gym tidak tercela. Ketika banyak figur publik dan terutama para pejabat berselingkuh dan melakukan tindakan tidak terpuji, publik sudah merasa kebal dan apatis karena telanjur timbul rasa antipati. Sosok AA Gym yang sangat agamis segera menjadi panutan dan 'dihukum' segera begitu publik merasa persepsi citranya meleset.
Sungguh disayangkan bahwa AA Gym yang intelek dan berisi secara mental maupun lahiriah, tidak ditolerir kekeliruannya dibandingkan para figur publik lain yang lebih kotor dan picik dalam berperilaku, serta menjalani kehidupan penuh kedustaan dan kebencian terhadap sesama. Celakanya figur yang tidak jelas karakternya malah dengan percaya diri bisa meraih dukungan dari organisasi dan kelompok massa yang biasanya sangat mengutamakan integritas dan harmoni.