Saat matahari telah terbenam,
jejaknya menguntai jalinan benang,
gambaran di bingkai mata memandang,
bayang pahatan mengukir ingatan terdalam.
Sejauh nafas kehidupan di tubuh tak terhalang,
meski sesaknya menyelimuti arah perjalanan panjang,
bak kabut yang mulai memudarkan cahaya rembulan,
di mana sepertinya masih membawa aroma kerinduan.
Yang mengikat seseorang di ujung penantian,
selalu menunggu sedikit kabar terbawa angin,
berharap dapat bertemu kembali di sana,
diantara lelah raga yang telah di rasa.
Sambil menatap puncak pegunungan,
bagai permadani menghijau di kejauhan,
karena bunga merah telah berguguran,
cepatnya waktu yang ditinggalkan.