Memandang di sana nun jauh,
diantara deburan ombak yang memecah,
aroma asin air yang terhirup menyentuh,
membawa ciri khasnya yang teduh.
Burung camar terbang tinggi di awan,
buih melayang di kaki telanjang,
suara angin yang bertiup mendengung,
dingin mulai menyusup ke badan.
Tiba-tiba kulihat sepotong kayu terayun,
di tengah riak gelombang berkeliaran,
sendirian di antara ganasnya lautan,
timbul ternggelam dalam permainan.
Di pandangan sanubari tertegun jiwa,
renungan diri berbicara menyentuh hati,
malam semakin kelam sunyi nan sepi,
bulan menghilang dibalik mega.
Tersadarlah aku kini,
kisah diri menyeruak bernada lara,
kebenaran bercerita kenyataan elegi,
kehidupan semesta dan kefanaannya.