Tak bergeming dari kilatan cahaya yang meredup.
Menatap hamparan laut yang luas membentang
Di depan jendela  retak bingkai dan kacanya mengelupas
Hati lelaki itu terkekang oleh rindu ,
Sang pemilik mata sendu beralis tipis
Yang telah pergi karena kelalaiannya sebagai nakhoda,
Biduk mereka oleng dihantam prahara dan gelombang,
Remuk dan pecah berkeping-keping
Nafasnya berat dan tak berkesudahan
Menahan sakitnya penyesalan.
Kini tinggal kenangan terindah tentang dirinya
Bersama gulungan ombak menyapu lentera yang hampir padam