Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore yang mana banyak turis yang berjalan-jalan di area ini. Setelah selesai berjalan-jalan kurang rasanya kalau belum membeli pernak-pernik yang khas. Ada satu toko yang viral di sini yaitu Oasis. Mereka menjual berbagai pernak-pernik yang lucu seperti suasana di Bali. Saya masuk dan membeli beberapa gelang sebagai buah tangan. Sebelum pulang saya sempat mengobrol dengan penjaga toko Oasis tersebut. Beliau adalah ibu-ibu yang berusia sekitar 40-an masih cukup muda. Beliau menyambut saya dengan hangat sambil merakit gelang. Ternyata seluruh gelang yang dijual disini dirakit dengan tangan secara manual. Beliau merupakan warga asli Jogja yang bekerja di sana dan toko tersebut merupakan milik seseorang berkewarganegaraan asing. Kami bercengkrama dengan cukup lama membahas berbagai hal yang terkait dengan sudut di Prawirotaman, spot favorit wisatawan asing ketika berkunjung ke Jogja. Beliau mengatakan bahwa dengan adanya wisatawan yang terus berkunjung menjadi peluang kerja bagi warga lokal di sekitar sana.
    Senang rasanya saya mendapat pengalaman sekaligus wawasan baru sesudah bercengkrama dengan warga lokal. Selesai berbelanja saya memutuskan untuk menikmati malam dengan duduk di depan coffeeshop. Tanpa disadari ada juru parkir yang menghampiri saya, beliau masih cukup muda. Kami mengobrol sekaligus diiringi candaan bahwa beliau sangat bersyukur dengan adanya pariwisata di daerah ini. Banyak spot yang dikunjungi wisatawan sehingga beliau mendapat lapangan pekerjaan di sini. Saya cukup terkesan dengan penuturan beliau bahwa pariwisata sangat membantu ekonomi masyarakat lokal. Saya merasa harus berkunjung lagi kesini, benar-benar seperti sudut lain Yogyakarta yang tersembunyi. Masih dengan suasana khas Yogyakarta yang menawan dengan campuran nuansa Bali. Rasanya penat dapat terlepas seketika ketika berkunjung. Pengalaman baru bagi saya ketika dapat bertemu dengan orang baru bercengkrama dengan warga lokal menggunakan bahasa khas daerah Jogja menggunakan bahasa krama alus. Lalu, mengobrol dengan wisatawan asing di luar coffee shop yang mengatakan bahwa ketika datang ke Jogja mereka tidak menyesal sama sekali. Sama seperti brandingnya yaitu Jogja Istimewa.  Di malam hari, jalanan ini dipenuhi dengan bar yang didatangi oleh turis mancanegara. Mereka menghabiskan waktu malam di spot ini.Suasana malam di Prawirotaman sangat tenang, dengan suara kendaraan yang tidak terlalu ramai sehingga menambah kedamaian.