Perempuan itu mahkluk yang unik, lembut, perasa, dan “miringnya” dianggap dan diberi label lemah. Pemberian label lemah tersebut dicetak, ditegaskan oleh kontruksi sosial, menempatkan perempuan di bawah kekuasaan laki-laki. Sehingga dalam menjalani kehidupannya, perempuan banyak yang terperangkap menghambakan dirinya untuk orang lain (diartikan untuk laki-laki/pasangannya). Dan laki-laki diuntungkan oleh kontruksi sosial ini. Merasa superior, perempuan adalah miliknya, berada dalam genggamannya. Perempuan termakan budaya ini, berdandan untuk laki-laki, tubuh seksi untuk laki-laki (pasangannya, atau untuk menarik lawan jenis). Sementara kapan seorang perempuan merdeka atas tubuh, dan dirinya sendiri.
KEMBALI KE ARTIKEL