Disusun Oleh: Mahasiswa Pendidikan Geografi C/23
Ella Safira, Lili Pratiwi, Rizka Khairani
Dosen Pengampu : Dr. Meilinda Suriani Harefa, S.Pd., M.Si
Universitas Negeri Medan
Hutan mangrove yang lebat di Desa Sei Nagawalan melahirkan inovasi kuliner yang tak terduga. Sekelompok perempuan tangguh berhasil mengubah stigma mangrove yang biasa kita ketahui sebagai tanaman penangkal abrasi menjadi camilan ringan. Dengan kreativitas yang luar biasa, Kelompok Perempuan Muara Tanjung mampu mengubah daun jeruju sebaagai salah satu jenis mangrove, menjadi kerupuk yang renyah dan banyak khasiat. Rasa gurih dari olahan mangrove ini berhasil memikat lidah para penikmat kuliner. Selama ini, mangrove hanya dikenal sebagai penjaga garis pantai dari abrasi dan menjadi habitat biota laut. Sehingga muncul ide dari sekelompok ibu-ibu di sekitar pesisir Desa Sei Nagalawan untuk membuktikan bahwa hutan mangrove memiliki potensi lebih banyak dari yang kita kira.
“ Awalnya, kami memang menanam mangrove di Kampung Nipah ini , terus kami mendapatkan pengetahuan dari peneliti-peneliti yang datang kemari bahwa mangrove ini ternyata bisa diolah menjadi makanan. Dan karna kami tidak mempunyai aktivitas lain, kemudian kami berkumpul untuk membentuk Kelompok Muara Tanjung untuk fokus mengelola produk olahan mangrove. Setelah melakukan berbagai percobaan ternyata ada juga peminatnya, “ ujar Jumiati Ketua Kelompok Perempuan Muara Tanjung.
Proses pembuatan kerupuk jeruju dibilang cukup sederhana namun membutuhkan ketelatenan. Daun jeruju yang dipetik dari hutan mangrove, kemudian di potong tulang daun dan pinggiran daunnya yang berduri, dibersihkan lalu diblender. Setelah itu daun jeruju yang sudah dihaluskan di rebus hingga mendidih, untuk selanjutnya dicampur dengan bahan lainnya seperti tepung terigu, bumbu, udang kecepe, gula dan garam. Adonan kemudian di uleni, dibentuk tipis-tipis dan digoreng hingga kering dan renyah.
Kerupuk jeruju memiliki rasa yang khas, gurih, dan sedikit pedar. Tekstur yang renyah membuat kerupuk ini cocok menjadi camilan saat berkumpul bersama keluarga. Selain rasanya yang unik, kerupuk jeruju juga memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan, seperti antioksidan, antiinflamasi, antikanker, dan membantu melancarkan pencernaan.
“Kami sangat senang karena kerupuk jeruju ini cukup diminati oleh kalangan pelajar dan kelompok peneliti,” ujar Lastri Anggota Kelompok Perempuan Muara Tanjung.
Walaupun begitu mereka masih menghadapi beberapa tantangan, seperti terbatasnya akses pasar, dan kurangnya pengetahuan orang awan. Namun mereka tetap optimis dan berharap suatu saat nanti kerupuk jeruju ini dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas. Pemerintah daerah setempat juga turut mendukung pengembangan usaha ini seperti memberikan fasilitas untuk tempat pengelolaan.
Selain memberikan manfaat ekonomi, pembuatan kerupuk jeruju juga berkontribusi dalam pelestarian lingkungan. Dengan memanfaatkan potensi mangrove yang melimpah, kelompok perempuan ini turut serta menjaga kelestarian hutan mangrove.