Hendak mati mengiris nadi
Sekali, puluhan kali, ratusan kali
Untuk bungkam memori kelam
Namun tauhid memaksa tetap bernyawa
Meski dua puluh empat jam tanpa terpejam
Tanpa tau ke mana
Tanpa jalan keluar
Imanmu tersesat, umpat si maha mengadili
Zikirmu bukan nama tuhanmu
Apakah pecah cawan ilmu mu
Hingga pecah pula warasmu
Aku bisu berperan tuli
Mengutuk mereka separuh jiwa
Menengadah, menangis, meraung
Menghujat diam-diam
Tuhan
Gilas saja warasku
Biar hati gaduh tak kian gaduh
Telinga riuh tak kian riuh
Haruskah gulitaku melebat
Hingga tong cintaku disayat
Bernyawa saja berat
Mengapa tidak di katup pita suara mereka
Tunggu saja
Aku akan hidup kembali
Membeli tauhid mereka
Hingga separuh waras