melihat layar hp  yang berada ditangan dengan mata yang masih berat saya kaget saat muncul angka 08.15 "ya tuhan aku terlambat bangun" Gumam Ku dalam hati.
Tanpa basa basi badan saya yang tadinya lemah dan berat bangun dari tempat tidur hilang seketika. Saya langsung berjalan menuju dapur.
Saya lihat istri dari bapak kades sudah bangun dan sedang menyiapkan sarapan pagi untuk saya dan orang rumah.
"Oiya, tadi yang ribut dari dapur itu mama, dalam kepala tadi ada orang yang masuk rumah tanpa permisi. Baru saja saya bangun jalan menuju ke dapur mama panggil saya suruh ke kamar mandi untuk mandi.
Keluar dari kamar mandi sarapan pagi sudah di siapkan dengan rapih di atas meja makan dengan rapih. Saya lihat-lihat menu sarapan pagi ini cukup menggugah selera makan saya yang jarang sarapan pagi.
Seusai mengisi energi pagi ini saya menuju ke beranda rumah menikmati mentari pagi yang hangat tanpa lupa membawa segelas kopi pahit.
***
"Tok... Tok..." Suara ketuk pintu depan, saya bangkit berdiri dari kursi yang sedari tadi saya duduk memakai sepatu. Saya buka pintu kepala dusun sedang berdiri bersiap untuk masuk rumah.
Selamat pagi kak! Apa kaka sudah siap untuk jalan sekarang "ucap kepala dusun pada saya " Iya pak bisa, kita bisa jalan sekarang" Balas saya.
Iya, kepala dusun panggil saya kakak bukan karena saya lebih tua dari tapi itu merupakan panggilan akrab mereka kepada orang asing yang baru kenal.
Saya menuju ke ruang tengah untuk berpamitan ke orang rumah. Saya dan kepala dusun masih melanjutkan perjalan kemarin yang masih tunda karena malam sudah menyapa.
Perjalanan kami kali ini sedikit lebih mudah dari  hari kemarin dan rumah yang kami kunjungi lebih sedikit. Jadi pekerjaan hari ini tidak terlalu melelahkan seperti kemarin.
Kami berjalan dari rumah bapak kades dengan santai  dan tidak terlalu buru-buru. Saya dan kepala dusun berjalan menyusuri gang-gang yang ada di desa sembari menikmati udara pagi dengan suasana pedesaan yang sangat manja.
Waktu berjalan begitu cepat, saya dan kepala dusun terhipnotis oleh waktu hingga tak sadar kalau rumah yang kami kunjungi sudah selesai.
Akhirnya tugas untuk desa pertama sudah selesai. Waktu yang tersisa kami habiskan  dengan bercerita santai sambil menikmati kopi pahit dan menghisap rokok.
Sinar sang surya sudah berada tepat di atas kepala, waktu sudah menunjukan pukul 12.00. Saya bangkit berdiri dan pamit pergi mengundurkan diri dari rumah kepala dusun.
Pulang ke rumah bapak kades membereskan barang yang berceceran untuk kembali pamit menuju desa kedua atau desa terkahir.
Sayapun pamit dari rumah bapak kades yang sudah bersedia menampung saya selama semalam dan sudah mau direpotkan.
Sungguh!! Kisah ini tak pernah saya lupakan, semoga saya dan orang di desa ini bertemu dilain waktu tanpa mengurangi rasa yang sama.
Saya berjalan keluar rumah diikuti oleh orang rumah, mereka mengantar saya sampai ke depan gerbang. Saya berjalan, melangkah semakin jauh hingga saya tak melihat mereka lagi dan rumah penduduk semakin sedikit.
Apakah ini bertanda saya sudah benar-benar pergi dan  keluar dari desa ini??? Entahlah yang jelas desa selanjutnya masih menanti kedatangan saya.