Kami mengenangmu, yang telah pergi
Mengawali tahun 2022, keluarga kami bersuka cita di awal tahun bisa berkumpul walau  tanpa direncanakan sebelumnya.
 Pada malam tahun baru, keluarga anak anaknya orang tua kami berkumpul, walau tidak komplit hanya 2 orang dari 8 orang yang tidak bisa join. Momen seperti ini sudah sangat lama kami tidak pernah lakukan bersama sama.  Sejak kami kakak /abang beradik mulai melanjutkan pendidikan atau merantau meninggalkan kampung halaman.
Kami sekeluarga sudah lama tidak merayakan Tahun baru bersama sama kedua orang tua kami.  Walaupun oma  sakit tapi kami tetap bisa bersyukur dan bersuka cita akan kebaikan kebaikan Tuhan. Kebersamaan selama beberapa hari penuh canda dan tawa saat itu.
Pada bulan kedua yaitu februari 2022, kami juga merasakan kebaikan Tuhan, bisa berkumpul lagi dengan suka cita. Â
Pesta pernikahan itoku berjalan lancar dan kami sangat bersuka penuh haru begitu baiknya Tuhan karena sekali lagi biarpun Omaku (ibu) yang dalam kondisi sakit, tapi kami melihat kedua orang tua kami sangat  bersuka cita.
Pada tahun tahun sebelumnya juga,  sudah sangat banyak kebaikan kebaikan Tuhan yang kami terima.  Dipulihkan dari sakit, dihindarkan dari bahaya  dan  kebutuhan selalu Tuhan cukupkan.
Pada bulan April 2022 kembali untuk ketiga kalinya dalam tahun yang sama, kembali kami semua berkumpul lagi dan sama seperti sebelumnya juga tidak direncanakan. Â
Tepat tanggal 27 April abang saya yang kami cintai dipanggil Tuhan dengan sangat mendadak.
 Suasana suka cita yang  baru saja  bisa kami rasakan bisa berkumpul semua menjadi  malam tahun baru terakhir bersama abangku  untuk selamanya.
Pesta pernikahan itoku pada bulan februari adalah juga menjadi pertemuan suka cita terakhir kami sekeluarga bersama dengan abangku. Â
Itulah kenangan kenangan terakhir bersama beliau. Â Kami sekeluarga sangat merasa kehilangan.
Berpisah untuk selamanya dengan orang yang dekat dengan kita pasti akan membuat kita berduka, Â sedih dan menangis. Â
Banyak kekhawatiran akan masa depan anak anak abang, mereka adalah anak anak kami juga. Bagaimana nanti orang tua kami yang kami tinggalkan di kampung, Â karena satu satunya yang kami andalkan mengurus orang tua kami sudah pergi.
Hal yang menguatkan kami hanyalah mengingat kebesaran kasih Tuhan. Mengingat apa yang telah Tuhan lakukan selama berpuluh tahun kepada keluarga ini. Â Kami percaya akan penyertaan Tuhan juga dalam kondisi sekarang dan ke depannya
Suatu saat nanti dari tempat dimana air mata kami mengalir karena duka dan susah akan mengalir suka cita, Amin.
Â
Kadang dalam perkara sulit kami membela diri, Â bersungut sungut. Â Kenapa ya begini, Â kenapa ya begitu?.
Tetapi kami sadar, kalau hanya karena duka dan susah kami menuntut dan bersungut sungut, Â bagaimana dengan orang orang baik diluar sana yang tetap setia, Â bersyukur dan tetap berjuang pada hal derita, susah dan dukanya jauh lebih besar. Â
Siapakah kami yang hanya mau menerima hal hal yang baik saja dari Tuhan dan tidak mau menerima hal yang buruk?
Suka dan  duka pasti akan datang silih berganti. Mungkin siapapun tidak akan pernah siap menerima duka,  tapi hendaklah kita di dapatiNya tetap setia.
Untuk segala sesuatu di muka bumi ini ada masanya. Â Terpujilah Tuhan.