Kekurangan akses terhadap layanan kesehatan dan infrastruktur yang terbatas memperburuk situasi, terutama di daerah konflik. Perubahan iklim juga memperparah krisis ini dengan meningkatkan frekuensi bencana alam, yang berdampak pada ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat. Upaya kolaboratif dari pemerintah dan organisasi internasional sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan ini secara efektif.
Konflik bersenjata di Republik Afrika Tengah (RAT) telah berlangsung sejak 2013, dipicu oleh kudeta yang dilakukan oleh kelompok pemberontak Séléka. Kelompok ini, yang terdiri dari berbagai faksi, menuntut pemenuhan perjanjian damai yang sebelumnya tidak dipatuhi oleh pemerintah. Kudeta ini mengakibatkan kekacauan dan perang saudara yang berkepanjangan, dengan kekerasan etnis dan agama antara kelompok Muslim Séléka dan milisi Kristen Anti-Balaka.