Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Mengenal Faktor Risiko Autisme pada Anak

26 Oktober 2024   13:48 Diperbarui: 26 Oktober 2024   13:57 42 0
Gangguan Spektrum Autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) merupakan gangguan perkembangan saraf yang ditandai dengan defisit dalam komunikasi dan interaksi sosial, serta pola perilaku, minat, atau aktivitas yang terbatas dan berulang. ASD merupakan salah satu gangguan yang memiliki prevalensi yang tinggi, yang memengaruhi 1 dari 100 anak menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Periode fetus sangat penting untuk perkembangan otak manusia, karena pada periode ini terjadi produksi, migrasi, dan diferensiasi neuron serta spesialisasi berbagai daerah otak. Peristiwa pembentukan sistem saraf dapat sangat dipengaruhi oleh lingkungan, baik oleh biologis dari ibu atau oleh faktor eksternal yang berbahaya, yang dapat berkontribusi terhadap disfungsi perilaku sepanjang hidup. Telah diketahui bahwa penggunaan zat-zat seperti alkohol dan obat-obatan lainnya, stresor ibu, dan faktor lingkungan dapat merugikan perkembangan saraf janin. Botelho et al (2024) dalam artikelnya yang berjudul The Autism Spectrum Disorder and Its Possible Origins in Pregnancy telah menyebutkan beberapa faktor yang dapat memengaruhi perkembangan ASD pada anak yang terpapar pada periode kehamilan. Beberapa faktor tersebut diantaranya:

  • Polusi udara. Telah banyak penelitian menekankan kontribusi signifikan polusi terhadap berbagai masalah kesehatan seperti masalah terhadap sistem pernapasan dan kardiovaskular. Beberapa bukti lain menunjukkan efek negatif polusi udara pada otak karena proses inflamasi dan perkembangan stres oksidatif, yang berkontribusi terhadap timbulnya penyakit sistem saraf pusat. Hal ini dibuktikan dengan studi yang dilakukan oleh Rahman et al (2022) dan Yu et al (2023) di AS yang mengungkapkan hubungan positif antara paparan terhadap polutan lingkungan dan ASD. Temuan-temuan ini menggarisbawahi relevansi kualitas udara selama kehamilan sebagai faktor risiko potensial untuk perkembangan ASD.
  • Penggunaan alkohol. Konsumsi minuman beralkohol oleh ibu selama kehamilan memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan saraf, kapasitas intelektual, dan kemampuan belajar anak. Terdapat beberapa penelitian yang memiliki hasil yang berbeda terhadap hubungan penggunaan alkohol selama kehamilan dengan risiko ASD pada anak. Studi yang dilakukan oleh Gallagher et al (2018) dan Eliasen et al (2020) tidak menemukan hubungan antara konsumsi alkohol selama kehamilan dan perkembangan ASD. Namun, studi yang dilakukan oleh Sowel et al (2018) menunjukkan bahwa konsumsi alkohol dapat menyebabkan ketidakseimbangan sitokin pada wanita hamil yang dapat mengakibatkan perubahan pada perkembangan saraf janin. Adanya perbedaan ini menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut dan studi mendalam tentang subjek ini. Perlu diingat bahwa penggunaan alkohol semasa hamil juga dapat mengakibatkan Fetal Alcohol Spectrum Disorder (FASD) pada anak yang ditandai dengan ciri wajah khas, pembatasan pertumbuhan janin, dan pertumbuhan otak terbatas, yang mengakibatkan gangguan perilaku saraf sepanjang hidup.
  • Diabetes melitus. Diabetes diklasifikasikan menjadi 3 tipe yakni DM tipe I, DM tipe II, dan DM Gestasional atau Gestational Diabetes Mellitus (GDM). GDM merupakan kondisi yang umum terjadi selama kehamilan dan mempengaruhi sejumlah besar wanita hamil di seluruh dunia. Studi kohort yang dilakukan oleh Chen et al (2023) di Taiwan menunjukkan korelasi antara GDM dan risiko ASD yang lebih tinggi, gangguan hiperaktivitas defisit perhatian, dan keterlambatan perkembangan. Selain itu, mereka menyelidiki hubungan antara DM tipe I dan II dan perkembangan ASD, menyimpulkan bahwa DM II dikaitkan dengan risiko ASD yang lebih tinggi, di antara gangguan perkembangan saraf lainnya. Selain itu, studi yang dilakukan oleh Liu et al (2023) juga mengonfirmasi hubungan positif antara GDM dan risiko ASD, studi ini menyoroti bahwa anak laki-laki dari ibu dengan GDM lebih mungkin mengembangkan ASD.
  • Obesitas pada ibu. Obesitas ibu telah menjadi masalah yang semakin nyata di seluruh dunia, sering dikaitkan dengan peningkatan angka kematian dan morbiditas ibu dan bayi baru lahir. Perlu diingat bahwa terdapat keterlibatan signifikan kolesterol dan asam lemak esensial dalam perkembangan saraf janin. Studi yang dilakukan oleh Matias et al (2021) di AS mengamati bahwa obesitas ibu sebelum kehamilan (BMI 35,0 hingga 40 kg/m 2 ) dikaitkan dengan sekitar dua kali lipat kemungkinan perkembangan ASD. Hal ini didukung dengan hasil studi yang dilakukan Carter et al (2023) yang mengungkapkan bahwa obesitas ibu memiliki hubungan yang lebih tinggi dengan kemungkinan timbulnya ASD dengan gangguan gastrointestinal.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun