Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Sang "Guardian Angel"

1 Desember 2011   05:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:58 221 1
Adalah Susan, seorang wanita muda yang cantik dan menarik, berusia 25 tahun. Dia adalah seorang wanita yang kuat, mandiri dan pemberani. Hingga suatu ketika, sesuatu menyakiti dirinya. Dia merasakan kesakitan yang luar biasa pada kepalanya. Hingga dia jatuh pingsan saat bekerja di kanornya. Teman temannya membawa Susan ke Rumah Sakit. Beberapa hari Susan dirawat disana dan entah bagaimana,terjadi kesalahan diagnosa yang akhirnya membuat Susan kehilangan penglihatannya.

Susan yang cantik, Susan yang  periang berubah menjadi Susan yang pemurung. Dia terlempar dalam dunia yang gelap,sangat gelap, yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Depresi membuatnya mengurung diri dalam kamar. Dia tak peduli lagi akan kecantikannya,dia mengutuk dirinya tiada henti hentinya. Susan sangat terluka dengan keadaannya sekarang.

Dan adalah Tom, lelaki berusia 30 tahun, seorang perwira militer yang tampan dan sangat bersahaja. Tom adalah kekasih Susan. Beberapa minggu setelah Susan kehilangan penglihatannya, Tom tak pernah bisa menemui Susan lagi. Susan lah yang menutup diri, Susan lah yang tak mau menemui Tom,dia malu karena dia buta.
Suatu pagi, tanpa sepengetahuan Susan, Tom berhasil menemui Susan. Tom sangat sedih melihat kekasihnya yang tak lagi ceria. Tom sangat kehilangan sosok  Susan yang dulu bisa membuatnya selalu tersenyum gembira.

Saat Susan termangu di dekat jendela kamarnya, Tom duduk perlahan di sampingnya. Susan bergerak, dia tahu ada Tom disitu. Dia bisa mengenali kehadiran Tom dari aroma parfum milik Tom.

"Untuk apa kau kesini, Tom? Untuk meratapi diriku yang kini buta?" tanya Susan ketus. Tom meraih tangan Susan dengan lembut. Susan berusaha melepaskan tangannya, tapi Tom menggenggamnya sangat erat.

"Meski kau buta, tapi demi Tuhan, Susan... jangan pernah hatimu pun ikut buta akan aku. Aku masih tetap mencintaimu, sama seperti dulu. Tidak ada yang berubah," ucap Tom penuh kasih sayang.

Air mata Susan jatuh, tumpah di pelukan Tom. Lelaki yang begitu ia sayangi, lelaki yang selalu membuatnya nyaman berada di dekatnya, tetap mencintainya meski ia buta.

Mereka pun kembali bercerita seperti dulu. Kehadiran Tom mulai mampu menguatkan hati Susan yang rapuh. Tom membuat Susan menjadi wanita yang utuh kembali. Sampai suatu siang, saat Tom mengajak Susan makan siang bersama, Tom berkata kepada Susan," Sayang,  mau kah engkau kembali bekerja seperti dulu?"
Susan terhenyak dan diam. Dia sadar betul akan kerinduannya dengan dunia kerja. Tapi siapa yang mau menerima dia sebagai karyawan yang buta?

"Aku mempunyai seorang teman, dia membuka lembaga kemanusiaan dan dia tidak keberatan menerimamu bekerja disana sebagai seorang receptionost . Apakah kau bersedia, Susan?" tanya Tom seolah dia tahu akan pertanyaan yang bergulat di benak Susan.

Susan terdiam, lalu dia berkata, "Beri aku waktu untuk memikirkannya, Tom."

Tiga hari setelah makan siang itu, Susan memutuskan untuk menerima ajakan Tom bekerja lagi.

Hari pertama bekerja, Tom lah yang menjemput dan mengantar Susan. Dan itu terjadi setiap hari kerja Susan. Tom senang bisa memberikan rasa aman dan percaya diri lagi kepada Susan, kekasihnya. Tapi Tom tahu bahwa tindakannya hanya akan membuat Susan bergantung padanya. Bagaimana jika suatu hari nanti dia tidak bisa menjemput dan mengantar Susan lagi? Bagaimana jika dia mendapatkan tugas di negara lain dan harus meninggalkan Susan? Pertanyaan itu muncul memenuhi otak Tom. Dia sadar,tak mudah baginya untuk mengajak Susan naik bis sendiri lagi.
Dan setelah Tom mengumpulkan sejuta keberanian untuk mengungkapkan isi pikirannya kepada Susan, dia menemui Susan dan dengan lembut dia mengatakannya pada Susan. Benar saja, Susan terlihat begitu emosi. Dia terlihat sangat cemas akan keselamatanya. Lalu Tom berkata pada Susan,  "Aku akan menemanimu naik bis, menjagamu selama perjalanan ke kantormu dan aku akan mengantarmu sampai di depan pintu kantormu. Ketika kau pulang, aku akan melakukan hal yang sama. Hingga kau pulang dengan selamat."
Tom benar,pikir Susan. Dan dia pun mengangguk setuju.

Dan ketika untuk pertama kalinya Susan naik bis setelah dia buta, dia selalu menggenggam erat tangan Tom. Dia takut terjatuh, dia takut Tom jauh darinya. Esoknya Susan masih tetap merasakan takut. Hari demi hari Tom mulai mengenalkan Susan pada sopir bis yang seorang wanita ramah. Dia juga mengenalkan Susan pada orang orang yang selalu naik bis itu. Dan Susan mendapat tempat duduk khusus untuk dirinya.

Sampai suatu sore, saat Tom dan Susan duduk minum teh berdua, Susan mengatakan, "Besok, aku ingin pergi ke kantor naik bisa sendirian. "
Tom sungguh sangat terkejut dengan ucapan Susan. Dan dengan rasa cemas yang terselip dihatinya, dia menyetujui permintaan Susan.

Hari itu, hari ketiga di musim semi. Susan sudah berdiri di tempat dia menanti bis'nya. Tom berada di sampingnya,menggandeng erat tangan Susan. Ketika bis datang, dengan hati hati Susan naik dan duduk pada tempatnya. Lalu dia melambaikan tangannya pada Tom.
Hingga hari kesepuluh di musim semi, Susan mulai terbiasa berangkat sendiri ke kantornya. Hari itu, seperti biasa setelah dia melambaikan tangannya pada Tom, Susan duduk terdiam dalam bis.

"Aku sangat iri padamu,nona," kata suara sopir bis kepada Susan.

"Oya? memangnya ada apa denganku? Mengapa engkau harus iri pada gadis buta sepertiku," tanya Susan heran.

" Kau pasti beruntung dan bahagia karena memiliki seseorang yang selalu menjagamu."

"Maksudmu?"

"Lelaki itu, yang selalu mengantarmu berangkat kerja naik bis ini. Sudah seminggu ini aku perhatikan,dia selalu mengawasimu sampai kau benar benar duduk dengan nyaman di sini. Lalu, dengan mobilnya, dia mengikuti bis ini. Dan saat kau turun, dia selalu menjagamu dari jauh, memastikan engkau menyeberang dan masuk ke kantormu dengan selamat. Lalu, jika kau sudah memasuki kantormu, dia akan meniupkan ciuman melalui tangan kanannya padamu. Engkau sungguh wanita yang beruntung."

Susan menangis mendengarkan cerita wanita sopir bis itu. Hatinya terharu dan bahagia. Meski ia tak bisa melihat Tom seperti dulu lagi, tapi dia tetap mendapatkan rasa aman dari Tom. Dan kini Susan tak pernah takut serta kuatir lagi jika harus naik bis sendirian. Dia percaya, dari jauh Tom dengan penuh cinta akan menjaganya. Tom adalah cintanya yang menjadi penerang dalam hidupnya yang gelap.

~~~~~~~~~~~

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun