Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Biarlah Penaku yang Bicara..

25 September 2011   01:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:39 105 1
aku masih sama seperti saat engkau melihatku pertama kali.. aku juga masih punya sebongkah hati yang sama.. serupa saat awan belum berlalu.. atau seperti ketika subuh belum memerah.. muungkin, berbeda pada kemantapan jiwa saja.. tak ada bedanya.. bintang datang dengan sinarnya yang cemerlang.. atau sang kodok yang bernyanyi riang... jika mereka semua datang.. aku.. tetap saja merasa sepian.. entah bagaimana aku menulisnya.. bagaimana caraku memegang pena untuk bisa menjejakkan goresann yang indah.. aku..... rindu...... ku pasung resah ini dengan tetesan air dari ujung kelopak.. dan mendiamkan bimbang yang bergemuruh dalam luruhnya gelap.. bagaimana?? bagaimana aku mampu.. bagaimana agar aku mampu meneruskannya?? sedang kau tak jua mendengar?? kau.. sekarang.. ada dimana??? engkau... dan penaku.. adalah dua hati yang bertaut meski mungkin kita ada di samudra yang berbeda.. engkau... adalah jiwa bagi tulisan-tulisanku yang bicara.. tapi kau.. sungguh teramat maya... tidak ada bedanya... fajar memerakkan langit atau pelangi bersemarak di langit tembaga.. kau.. masih jua bersemayam di balik bukit luka.. kenapa??? kenapa hingga di jam ini, sesalku tiada menyurut?? aku seperti kehilangan.. masih.. rinduku berkejang.. melebihi kemarau yang rindu pada hujan.. aku.. telah menunggu lebih dari ribuan masa.. bersama angin musim dingin.. atau pada teriknya musim panas... menulis di pinggir danau.. atau melempar sekeping batu.. menggambar purnama.. atau menghias lukisan gunung.. aku tertawa.. tapi pada detik yang sama aku menangis.. aku kenapppppah?????!!!!!!!!!! biarlah... penaku saja yang bicara... (ku tulis di latar sunyi.. sabtu, 24 September '11 (21:09))

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun