Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Meredam Amarah (Pasangan) untuk Tetap Bertahan

25 Juli 2011   09:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:23 106 0
Sewaktu kita berjanji sehidup semati bersama pasangan kita....

terucap kata" aku akan menerima kamu apa adanya...."

dan berharap itu menjadi hal terpenting yang mendasari perjalanan hidup kelak.

Dan berlangsunglah prosesi pernikahan, kita hidup bersama dengan pasangan.

Dalam perjalanannya pernak-pernik hidup berumah tangga muncul diantaranya

cek-cok masalah rumah tangga.... pasangan  diam tanpa sebab. Ato ada saja

alasan untuk marah, diam bahkan mendiamkan kita.

Ditanya tetap membisu, malahan menjauh.... disitulah ujian mulai berjalan.

Kadang tak masuk di akal untuk diterima. Bahkan cenderung kita akan merespondnya dengan

sikap serupa...... akibatnya bertambah tidak terkendalii sikapnya.

Disaat itulah "kesabaran" diukur, diuji, dijajal dan dikonfirmasi kembali.

Janji "mau menerima apa adanya pasangan kita"  sudah semestinya dipertanyakan.

Kalo memang mau menerima apa adanya kenapa dipermasalahkan.....?

Kembali kepada "ketahanan pada tujuan keutuhan hidup bersama".......

Tujuan Keutuhan Hidup Bersama :

1. menerima pasangan apa adanya.

2. proses mengalah bukan berarti KALAH... karena tujuannya adalah KEUTUHAN.

3. kenali pasangan dengan sepenuhnya (baik dan BURUKNYA)

4. WAJIB saling bekerja sama dalam rumah tangga.

5. WAJIB saling memaafkan.

6. ciptakan suasana gembira dalam rumah.

7. rajin beribadah bersama.

8. selalu berusaha menuju ke arah kebaikan dan keutuhan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun