Duduk termenung, itulah sesekali aku lakukan saat lelah telah tiba untuk mengistirahatkan badan ini dari sebuah rutinitas harian. Merenung tentang semua hal mengenai perjalanan hidup yang sampai sekarang telah aku lalui, kadang setiap renungan secepat kilat menyambar hati untuk merasa memohon maaf kepada seseorang hebat yang membimbing semua tulisan perjalanan hidupku, renungah di hati memberikan respon ke mata ini untuk mengeluarkan sedikit air mata yang membuatmata ini berkeling-keling, karena belum bisa memberikan yang terbaik, buat seseorang yang telah membuat diriku menjadi seorang yang baik sampai saat ini, aku belum bisa membayar itu semua. Padahal kalaupun di tanya dia (ibu) pasti tidak akan menutut untuk mengembalikan yang telah semua berikan kepadaku. Itulah salah satu bukti keikhlasan sebagai bentuk ibadah yang sungguh luar biasa besar pada anaknya.
KEMBALI KE ARTIKEL