Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Kemana Jilbab Lebar Itu?

11 Desember 2013   23:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:02 1387 0

Jilbaber #1

Kala itu sekitar tahun 2008 aku mulai mengetahui keberadaannya, dia satu fakultas denganku. Subhanallah cantik sekali wajahnya, bajunya juga menutup aurat dengan sempurna tanpa cacat. Ketika dia lewat di kampus seluruh orang pasti akan memandangnya, terutama aku. ‘Masyaallah, cantik dan agamis sekali orang ini’. Begini detailnya, dia selalu menggunakan gamis lebar yang menutup aurat, kaos kaki tak pernah lepas dari kakinya, juga kerudungnya panjang hampir se-pantat. Ketka dia berjalan, selalu menundukkan wajah, godhul bashar katanya. ‘Pokoknya suatu saat aku harus berteman dengannya’. Ditambah lagi ternyata dia adalah mahasiswa berprestasi di fakultas, dan memiliki nilai IPK tertinggi di Universitas. Makin terkagum - kagum aku dengannya.

Aku yakin Tuhan akan mengabulkan setiap permohonan hambanya, entah cepat atau lambat. Benar, tahun 2009 aku berteman dengannya. Dan kenapa aku bisa berteman dengannya? Ya, dia ternyata kekasih dari rekan kerjaku. Hmm, jangan terlalu kaget ya.

Sebenarnya aku juga kaget, SANGAT kaget. Setahuku, ‘akhwat’ aktivis dakwah itu tidak berpacaran seperti orang-orang awam. Istilahnya bisa menjaga diri begitulah, akan tetapi dia memberikanku gambaran lain tentang akhwat. Dia juga pacaran, dia juga berboncengan ketika naik motor dengan pacarnya, walaupun si ikhwan selalu menggunakan tas ransel di punggung sebagai pembatas antara dirinya dan si akhwat. Intinya, mereka tetap berpacaran, walaupun tidak berpegangan tangan.

Kami sangat akrab sebenarnya, curhat-curhatan hampir setiap hari. Saking akrabnya, aku tak sadar bila kerudungnya menyusut menjadi kecil. Baru kusadari setelah kami sama-sama lulus kuliah S1 kala itu. Sempat kutanyakan padanya kenapa tidak pakai kerudung lebar lagi? Dia hanya menjawab ‘Aku sudah malas menggunakan kerudung lebar, karena ketika aku menggunakan krudung lebar ternyata ada sifat ‘riya’ dalam diriku. Aku jadi merasa lebih baik agamanya dibandingkan yang lain, aku gak nyaman’. Itu saja jawabannya. –Buatku berpikir hingga sekarang-

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun