Mohon tunggu...
KOMENTAR
Diary Pilihan

Istri Benci Bila Ditanya "Kenapa Uang Cepat Habis?"

13 Februari 2022   21:56 Diperbarui: 13 Februari 2022   21:59 9254 15





Uang atau duit bisa memenuhi semua kebutuhan. Bisa juga menjadi alat kebahagiaan. Bisa menjadi alat penghancur keluarga. Uang itu sangat riskan. Tetapi lebih gawat lagi bila tidak punya uang. Dunia serasa kiamat. Bisa mati kelaparan. Sebab semua kebutuhan berurusan dengan uang.

Uang .... Uang ....uang.  
Apalagi jika sudah berumah tangga. Kebutuhan meningkat. Ingin punya ini dan itu. Pokoknya semua urusan ujung-ujungnya duit (UUD)


Berumah tangga banyak kisah yang kita lalui. Gelombang badai datang silih berganti. Kehidupan bagai roda  kadang di bawah kadang di atas. Bila saat di bawah sangat sakit rasanya. Ditimpa derita tiada habis-habisnya. Bahkan pernah merasa sudah jatuh ditimpa tangga lagi.

Merasakan hal itu membuat lebih banyak bersyukur bisa melalui masa-masa sulit.

Pada saat masa sulit mengatur keuangan dibutuhkan ketelitian mengatur pengeluaran jangan sampai besar pasak daripada tiang. Tetapi karena pemasukan memang tidak mencukupi akhirnya setiap bulan mengharuskan mencari pinjaman. Gali lobang tutup lobang. Masih mending bisa tutup lobang. Masih nyari lobang lagi belum tutup yang satu sudah nambah lobang satu lagi.

Ini terjadi berulang-ulang di setiap tahun. Membuat kepala mutar-mutar. Akibatnya uban pun bermunculan.

Penghasilan sangat terlalu pas atau nyesak. Dan ini memudahkan emosi jiwa. Sang istri berusaha memutar semua keuangan agar cukup untuk satu bulan tanpa pinjam lagi. Benar-benar mengatur strategi seminim mungkin.

 Dengan kepiawaian istri kebutuhan bulanan akhirnya tercukupi walaupun banyak yang dikorbankan. Kebutuhan pribadi istri pun tidak bisa terpenuhi yang penting asap dapur ngebul. Bahkan yang tadinya bisa beli handbody akhirnya hanya bisa pakai minyak sayur. Sungguh meris bila keuangan sesak atau pas-pasan.



Suatu ketika suami menanyakan keuangan.

" Mak , bagaimana bila kita beli kursi, uangnya masih ada kan?"
"Bapak nanya uangnya masih ada, kan sudah dipakai buat kebutuhan sehari-hari,"ujar Emak masih suara lembut.

"Lho uang kemana saja, kok sudah habis?" Ujar bapak tidak percaya, padahal setiap hari menarik taksi dan uangnya utuh kecuali komisi.

"Semuanya mahal, dan yang Bapak kasih itu juga kurang. Belum bayar hutang bulan lalu. Itu juga bersyukur masih bisa makan walaupun ala kadarnya." Emak masih sabar menjelaskan.

"Jadi sama sekali Mamak tidak menyimpan setiap Bapak kasih uang." Masih raut tidak percaya Bapak menanyakan perihal keuangan.

"Jadi Bapak, tidak terima uangnya cepat habis, ok mulai sekarang silahkan  Bapak belanja sendiri. Aku hanya mengolahnya menjadi makanan," Emak mulai berang, wajahnya sudah merah. Suara sudah mulai meninggi.

"Bukan begitu Mak, Bapak hanya ingin tahu aja," Bapak mulai melembut , ternyata perkataannya sangat menyinggung hati istrinya.

"Apa harus Mamak catat semua pengeluaran dan pemasukan agar Bapak percaya?" Emak mulai menangis padahal selama ini sudah berusaha mengatur keuangan agar cukup.

Akhirnya dengan kemarahan istri, sang suami mulai saat itu tidak berani menanyakan perihal keuangan. Berapa pemasukan dan pengeluaran. Memberikan kepercayaan kepada istri sepenuh hati. Terbukti selama beberapa tahun berumah tangga, gaji sedikit , gaji besar bisa tercukupi kebutuhan rumah tangga.

Suami hanya bertanya: Mak masih ada uangmu?" Itu juga penuh kehati-hatian agar istri tidak marah lagi.
Kebahagiaan istri adalah rezeki suami. Sejak saat itu ditekadkan suami agar selalu membahagiakan istrinya.

Jadi dapat disimpulkan bila suami memberikan kuasa penuh untuk istri bagian pengelolaan keuangan. Jangan sekali-kali tidak mempercayainya. Bisa menjadi perang. Karena perjuangan istri wajib diacungi jempol. Dalam kesulitan tetap bisa menemukan jalan keluar untuk bisa mempertahankan kebutuhan rumah tangga. Istri seorang manajer rumah tangga yang terbaik.

Erina Purba

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun