Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

[RTC] Sepucuk Surat untuk Sahabatku

1 Februari 2021   10:32 Diperbarui: 1 Februari 2021   10:47 215 13


Langit mendung sekabut duka sahabatku
Beberapa hari yang lalu, daerah sahabatku terkepung banjir

Rumah tergenang dengan air banjir
Aku teringat sahabatku
Daerah yang terkena banjir persis letak rumahnya

Ingat dulu, hari dimana aku bersilahturahmi ke kampung halamannya.  Hari  pernikahannya aku hadir bahkan menginap. Setelah mendapat kabar bahwa keadaan di sana lagi dilanda musibah.

Aku segera menghubunginya apakah mereka baik-baik saja. Kekhawatiran tidak terjawab hari itu. Tetapi kata hatiku berkata lain, mengingat pernah ke sana. Berulang kali menghubunginya tetapi belum ada jawaban.

Semburat jingga melintas hanya sekejap. Menenangkan hati bahwa sahabatku baik-baik saja.

Kulayangkan surat untuknya, menanyakan kabar? Surat yang kulayangkan sudah seminggu. Apakah sudah sampai?
 Setelah seminggu berlalu kemudian  balasan suratku baru datang.

Bercucuran air mata, duka melanda sahabatku bercerita, mereka masih di pengungsian. Rumah hancur, setelah surut hujan baru bisa diperbaiki. Yang lebih menyedihkan korban berjatuhan. Banyak kerugian melanda, bahkan usaha sahabatku juga terhanyut.

Mengharapkan bantuan segera datang. Tiada yang lebih indah selain mentari yang cerah hadir. Memberikan harapan baru bahwa sahabatku kini telah lepas dari bencana alam. Melepaskan semuanya dengan kerelaan hati.

Sahabatku walaupun dirundung duka, tapi masih bisa memberi kabar. Aku berdoa semoga semua baik-baik saja. Segera dipulihkan dari bencana alam. Bantuan segera datang.

Sahabatku tetaplah tegar, dan tersenyum. Pertolongan itu segera hadir.


Puisi ini dituliskan kepada mereka yang terkena musibah banjir

Karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Surat Rindu untuk Sahabat yang Berduka

Erina Purba

Bekasi, 01022021

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun