Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kurma Pilihan

Kantong Ajaib

12 Mei 2020   07:39 Diperbarui: 14 Mei 2020   15:34 462 20
Jangan lupa pakai baju atau celana yang ada kantongnya," ujar Zaldy mengingatkan teman-temannya soalnya ini sudah hari ketiga lebaran sudah bisa silaturahmi ke rumah-rumah keluarga.

"Buat apa kita pakai baju yang berkantong,"Budi belum paham maksud teman-temannya.

"Kau ini, sudah berapa kali juga kita berlebaran dari kelas dua SD hingga sekarang sudah kelas enam , masa sih lupa." Dini kelihatan kesal tuh sama Budi, lupa maning ... lupa maning. Piye Iki?

"Iya benar, aku tidak ingat apa maksud kalian."

"Budi, kamu benar-benar lupa atau pura-pura lupa hah," Nazar tak sabaran lihat Budy yang pura-pura lupa.

"Ingat nggak tahun lalu di rumah Makcik yang tidak punya kantong siapa," Mutiah dengan sabar mengingatkan Budi.

"Aku, saat itu pakai baju kaos dan celana pendek tak berkantong."
"Terus apalagi selain itu," Mutiah masih sabar mengingatkan Budi.

"Oh iya, gara-gara tak punya kantong kue kacangnya Makcik Anis tak bisa kubawa hanya bisa beberapa butir kugenggam. Kalian tuh pada penuh kantongnya, atas bawah. Sampai gembul- gembul semua. Ok, siap teman-teman aku pakai baju dan celana yang berkantong biar bisa meraup kue yang enak-enak di rumah Makcik Anis, Ari, Widz, Pakcik Syahrul, Pakcik Udin.

"Emang  sanggup kita jalani semua itu hari ini juga," Budi kurang yakin, kan jika bertandang lebaran paling tidak sepuluh atau lima belas menit , sedangkan yang mau didatangi ada enam rumah.

"Sehabis Maghrib jangan lupa, kita kumpul di sini ya," Zaldy mengingatkan teman-temannya agar kumpulnya di rumahnya sebab paling dekat dengan jalan menuju Kampung Mahoni, tempat saudara-saudara mereka yang merayakan lebaran.

"Kita ke rumah Uwak Zahra dulu paling ujung, di sana banyak buah, aku suka tuh sop buahnya, lezat sekali."ujar Dini
"Tapi, di sana jarang ada kue yang bisa masuk kantong," Mutia mengingatkan.
"Tak mengapa, yang penting ada sop buahnya,"ujar Zaldy serasa sop buahnya sudah di ujung lidah.

Setelah mereka dari rumah Uwak Zahra, terus ke rumah yang mereka target kemarin. Terakhir di rumah Pakcik Udin.

"Zal, kantongku, dari tadi tak penuh-penuh. Sedangkan kantongku sudah gembul," Budi sedih kue-kue yang dari tadi dikantongi lenyap sedikit demi sedikit padahal setiap mampir dia berusaha mengantongi kue-kue kering. Seperti wajit, kacang, kue bawang, kuping- kuping, kipas, nastar, dodol dan roti Betlehem.

"Lho kok bisa, coba aku lihat kantongmu,"Zaldy memeriksa kantongnya Budi.
"Oh ini toh penyebabnya kantongmu bolong yah, terpaksa kue- kuemu juga raib, ha .... ha .... ha .....

"Ada apa sih, ujar Dini."
"Budi apes lagi tahun ini, tak bisa mengantongi kue-kue," Zaldy masih terbahak-bahak. Budi hanya menampakkan raut muka sedih, yah tidak bisa lagi menikmati kue-kue enak itu di rumah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun