Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Cerpen | Di Ujung Penantian Kinanti

7 Mei 2020   19:36 Diperbarui: 7 Mei 2020   19:31 116 17
Jejak-jejak embun masih ada satu-satu menetes di pucuk daun-daunan yang bertengger indah di halaman kost-kostanku. Hari Sabtu merupakan hari yang paling indah dan lama kurasakan. Setiap malam minggu waktu untuk wakuncar dengan sang pacar.

Tak sabar hatiku menanti malam segdera berlalu. Karena mulai Sabtu pagi aku sudah bertamu ke rumah sang kekasih.
Setiap malam hubungan kami tak pernah putus dari telepon, ada saja yang dibicarakan.

Sepertinya ada yang kurang bila kami tidak saling berhubungan walaupun lewat  telepon. Kadang-kadang tak terasa sudah memakan waktu dua jam. Kebetulan aku bekerja sampai hari Jumat. Sabtu adalah hari yang sangat kunanti. Kekasihku membuka koperasi sendiri. Semenjak dia di PHK dari perusahaan beberapa bulan yang lalu. Dia nekat membuka koperasi berjalan atau istilah kasarnya.

"Bang, besok jam berapa ke rumah?" ujar Kinanti lewat telepon sekitar jam 9 malam.
"Sekitar jam 9.00 WIB ya, soalnya abang nyuci dulu. Coba Ade ke sini nycui baju abang, kan abang tidak repot lagi, ujar Bonar bercanda berharap juga sih.

"Enak aja Bang, emang aku pembantumu," Kinanti tidak mau kalah.

"Aku tunggu ya Bang, biar kita langsung ke pasar kan lumayan ada temanku, sekalian bodygard ha.. ha. Ha...."Kinanti sangat bahagia.

Cinta mereka sudah berjalan selama setahun bahkan orang tua Kinanti juga merestui hubungan mereka. Kinanti masih memiliki adik yang masih kuliah tingkat akhir. Emaknya hanya berdagang sayur di pasar dan bapaknya tukang ojek. Jadi Kinanti bekerja keras untuk membiayai kuliah adiknya
Keesokan harinya.

"Kinanti!" Bonar mengetuk pintu rumah Kinanti, tidak biasanya tertutup. Tak berapa lama pintu terbuka, emak Kinanti yang membuka pintunya.

"Selamat pagi Tante, Kinantinya ada?" ujar Bonar.

"Masuk dulu, Kinanti masih mandi, tunggu ya sebentar," ujar Emak sambil berjalan ke dapur menegur Kinanti agar cepat-cepat berangkat..
Tak berapa lama Kinanti sudah muncul tampil cantik dan segar.

"Ayo Bang, eh lupa . Abang  makan dulu, yuk tadi Emak sudah nyiapin. Setelah sarapan mereka baru pergi ke Pasar Minggu tidak berapa jauh dari rumah Kinanti. Kinanti tadinya tidak ingin sebenarnya pekerjaan seperti ini. Tapi mencari pekerjaan sekarang sangat susah.

Mumpung dapat uang pesangon untuk modal koperasi. Jadi langganan Kiananti ada sekitar 20 orang di pasar. Rata-rata mereka meminjam uang sekitar 2juta sampai 3 juta dan bunganya sekitar 20 %. Kinanti mengutipnya harian untuk pembayaran bunganya. Bonar hanya ikut menemani saja. Setelah semua ditagih , mereka mampir ke warung makan hari sudah siang.

"Nanti kita kemana Bang,"

"Yuk ke kebun bunatang Ragunan saja sekalian lihat saudara!"

"Tidak kesiangan kita ke sana,"ujar Bonar lagi.

"Tidaklah Bang, malah jam segini agar di sana banyak yang berkunjung."

Mereka pun berangkat bahkan sampai jam lima sore sampai tutup Ragunan baru pulang. Berpelukan di motor hal yang sangat menyenangkan.

Kisah cinta Bonar dan Kinanti sangat serius bahkan mereka merencanakan melanjutkan ke jenjang pernikahan.
Suatu sore Bonar menelepon keluarganya di kampung kebetulan Ibundanya tinggal bersama kakak Riani karena bapak Bonar sudah meninggal.

Bonar : Kak, aku sudah punya calon, rencanaya bulan depan aku mau melamarnya. Bagaimana kakak setuju kan? Bonar sangat menharapkan persetujuan ibunda dan kakak satu-satunya.

Riani : baguslah itu, kakak setuju, umurmu kan sudah 28 tahun. Sudah saatnyalah berkeluarga.

Bonar : Benarkah kakak setuju, biar hari Sabtu besok aku ke rumahnya melamar di depan keluarganya. Orang tuanya malah senang kok Kak.

Riani : dia kerja dimana?

Bonar : Dia buka koperasi sendiri Kak, semenjak beberapa bulan lalu kena PHK.

Riani : jadi pekerjaannya seperti itu. Sebentar kakak ngomong dulu sama Ibu ya, apakah setuju atau tidak. Tidak berapa lama. Bonar gelisah menunggu keputusan sang kakak.

Riani : Dek, setelah kami bicara dengan ibu dan kakak iparmu. Kami tidak setuju Adek menikah dengan pacarmu karena pekerjaanya itu tidak cocok dengan keluarga kita. Kita akan hancur bila mengerjakan pekerjaan koperasi seperti itu. Ingat kakak sulung kita meninggal dibunuh orang gara-gara bekerja di koperasi simpan pinjam seperti itu.

Bonar : jadi kakak dan ibu tidak setuju

Riani : iya Dek, kakak tidak mau kehilangan saudara lagi, tinggal kamu satu-satunya saudara kakak. Lebih baik tinggalkan dia cari lagi anak gadis yang lain. Perempuan masih banyak kok. Tidak apa yang pengangguran. Nanti kita cari pekerjaannya.

Bonar : iya kakak, aku usahakan menghapus kenangan ini.

Riani : semangat selalu ya Dek,kakak yakin kamu pasti bisa melupakannya.

Sepertinya dunia tak bersahabat . Mentari juga ikutan mendung tidak cerah biasanya menyengat. Hubungan Bonar dengan Kinanti tergantung dan terancam putus. Bonar dengan berat hati menyampaikan keputusan agar mereka tidak melanjutkan hubungan lagi. Bahkan sampai memutuskan tidak apel malam minggu lagi. Berusaha menjauh. Bonar tidak mau berlarut-larut akhirnya memutuskan terus terang saja kepada Kinanti. Pertemuan terakhir mereka di ruamah Kinanti.

"Maafkan Abang ya Dek, sebenarnhya jika aku mau sekarang kita kawin lari saja. Tapi Abang hanya punya kakak satu-satunya."

"Abang, sebenarnya aku tidak bisa berucap kata-kata lagi Bang, hatiku hancur, padahal emak sudah sangat senang mendengar renacan kita melanjutkan hubungan serius.   Sungguh aku tidak tahu bagaimana lagi Bang." Kinanti sambil menangis tak kuasa berpisah dengan Bonar.

"Maafkan Abang ya Dek, semoga perpisahan ini adalah kebahagian kita berdua. Kelak Ade menemukan yang lebih baik dari Abang. Mari kita sama-sama melangkah. Kita tetap berteman ya. Kasih kabar jika suatu saat nanti kamu duluan menikah." Bonar  tak kuasa menahan air mata, rasanya sesak di dada. Kenapa mesti seperti ini, setelah sekian lama cinta berlabuh akhirnya tidak bisa bertautan.

Kekasih aku tidak bisa
Aku tidak kuasa
Aku tidak mau menjadi anak yang durhaka
Aku dilema memilih kau atau keluarga
Kekasih
Kelak nanti perpisahan ini adalah kebahagian
Terima kasih atas cinta yang kau berikan
Terima kasih atas waktu indah bersama denganmu
Kekasih selamat jalan
Semoga engkau bahagia.

Setelah Bonar mengucapkan perpisahan. Beberapa bulan kemudian Kinanti menemukan jodoh yang terbaik buat dia. Bonar merasa lega, tinggallah hati yang.merana. Bonar berharap juga menemukan asmara sejatinya. Bonar setelah menerima kabar Kinanti sudah menikah , beberapa lama kemudian membuka hati untuk mencari pasangan hidupnya. Umurnya sudah 30 tahun saat itu. Umur yang sangat pantas untuk menikah. Bonar juga akhirnya menemukan cinta sejatinya lewat perkenalan di dunua maya

Erina Purba
Bekasi, 07052020

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun