Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Asmara yang Bertaut

12 Februari 2020   12:42 Diperbarui: 12 Februari 2020   12:41 133 14
Asmara yang Bertaut
By Erina Purba

Pagi
Mentari bersinar ceria, seceria itulah diriku setelah mengenal dirimu

Cinta
Aku tahu sekarang apa artinya setelah perjumpaan kita
Hatiku gelisah, rasa ingin bertemu bergejolak di dalam dada
Resah, bila sehari tiada kabar berita
Tutur katamu yang lembut
Suara berat serta aroma tubuh yang khas
telah membiusku
Bagai malam yang selalu setia hadir
setelah senja berakhir

Perasaan cinta ini singgah
tanpa noda
putih bersih seperti kapas
tulus
kupersembahkan dari hati yang paling dalam, untukmu

Duhai kekasih, aku menanti kata pinangan itu
Kapankah kiranya asmara kita terjalin menjadi satu?
Serupa cincin yang tiada bersekat, bersatu tanpa batas, erat saling melekat

Duhai, dengarlah pesan ibu
Yang berharap agar kita segera melepas masa lajang ini
Di bulan yang hangat, bulan yang dihujani kasih sayang

Kita telah lewati semua
Kisah asmara yang berliku
Namun dengan kesungguhan hati
Bahagia itu telah berhasil kita rengkuh

Kini, angin pagi bertiup lembut
ikut menyaksikan bunga-bunga cinta tumbuh, bersemi di taman hati
Dan, sang waktu pun cemburu
Menyaksikan langkah kita
terayun menuju pelaminan

Janji suci di atas altar, setia sampai maut memisahkan
sampai bumi menerima kembali
bertabur kembang-kembang yang menguarkan aroma paling wangi

Kekasihku, kusingkirkan semua ranting penghalang
kuhimpun dalam doa
kisah asmara kita
Semoga selalu abadi sepanjang masa.

Bekasi, 12022020

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun