Menjelang petang menjemput malam. Kampung sudah senyap tak berpenghuni. Setangkup sunyi berteman udara menjerat leher merengkut setiap nyawa. Pintu-pintu rumah tutup rapat. Tak satupun terlihat bayang berkelebat. Kulirik sharlock bergerak berbelok ke kanan. Gerbang terbuka menyapa ramah. Barisan trembesi bersanding lampu temaram di kanan kiri. Daun-daunnya rekah langit membuka jalan sinar bulan. “Halo! Kiriman sudah datang, Mbak Wina?”, WA call terdengar lembut mengiyakan. Gadis ramping keluar dari balik pintu kayu nan gagah. Teras joglo nan luas ini mengayomi siapa saja yang ada di bawahnya. Sambil lempar senyum dari balik masker hijau prussi. Aku mencium aroma kekosongan tergambar di matanya.