Dewan pengupahan pemerintah
kami ingin menyampaikan suatu orasi indah
Meskipun kalian menganggap kami gegabah
yang setiap tahunnya minta naik upah
kami terima semua celaan dengan indah
Fakta dari kami pun tak mau seperti ini
Berorasi diri, berjalan kaki, kesana-kemari
Untuk menguapkan nominal angka hakiki
Agar bisa mencukupi hidup keluarga dan istri
Mengapa tiap tahun itu kami lakukan ??
Mungkin Timbul pertanyaan ..
Mungkin timbul kekesalan..
kami menjawab melalui bait lantunan..
jujurlah kami harus balik bertanya
Kalian menaikan upahnya
namun kalian tak bisa menekan harga bahan pokoknya
lihat saja bahan bakar rumah tangga
melambung tinggi dan tinggi ke angkasa
menuntun harga yang lainnya
Wajar saja bila upah kami setara dengan freshgraduate sarjana
bila di cermati seksama
upah kami memang setara, namun apakah pekerjaan yg di lakoni sama ?
Tentu berbeda.. sangat jauh berbeda..
mengapa kami tak bertitle sarjana
bukan dari kemauan yg menghambat
tapi dari kemampuan yg menyumbat
walaupun bisa ...
itupun kami harus membeli uang untuk menebus sarjana
bukan menebus sarjana untuk membeli uang
Apa lagi impian yang harus kami kubur ??
Kami selalu mengubah ini menjadi syukur.
namun bayang-bayang sistem alih-daya membuat kami ketakutan
Kami hanya minta di tertibkan.
Haruskah kami bertanya ?
Apakah pejabat wakil rakyat di sana
rela bila mereka di perlakukan seperti kami ?
Oh tentu...
tentu tidak..