Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Amarah Darah yang Memerah

29 Agustus 2020   19:35 Diperbarui: 29 Agustus 2020   19:32 43 6
Luapan amarah yang tercermin dari wajah yang memerah.
Gambaran kebencian bukan kekecewaan terhadap harapan yang punah.
Yah..
Jangan marah kalau aku tak amanah
Aku sudah besar dan tau arah
Jalan kebaikan tak selalu bercucur darah, yah.
Izinkan!, kalau aku memang anak ayah
Untuk selalu menentang gembok pemerintah
Sampai kita tak lagi menjadi sapi perah; dijajah

Yah,
Maafkan anakmu bila patuhnya tak abadi
Bukan maksud untuk mengkhianati
Hanya aku ingin mengabdi
Pada negeri yang kian lama kian tak nyawiji
Yah, do'amu dulu aku harus menjadi anak bernyali
Ini akan segera terbukti

Yah,
Salam untuk nenek di Surga
Bahwa cucunya telah dewasa
Yang masih tegak menantang Indonesia
Dari carut marutnya aturan penguasa
Hingga kini semua berduka nelangsa
Bilang ke nenek bahwa aku akan jadi penentang
Karena kata tetangga kami belum merdeka

Buah Karya: Abdul Azis (Le Putra Marsyah)
Kediri, 29 Agustus 2020

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun