Hari Rabu tiba, dan semangat Pramuka pun memenuhi udara. Para murid mulai berbaris rapi dalam kegiatan rutin mereka. Leona, yang merupakan anggota OSIS, sibuk dengan tugas-tugasnya. Namun, di tengah kesibukannya, ia melihat sosok laki-laki yang hampir terjatuh karena kedinginan. Padahal, cuaca saat itu sedang panas terik. Wajahnya pucat, bibirnya bergetar, dan matanya tampak sayu ketika memandang ke sekitarnya.
Leona tak dapat menahan diri untuk tidak memperhatikan sosok itu. Dia terlihat tampan dan manis, dengan tinggi sekitar 175 cm dan badan yang sedikit berisi. Rambutnya bergelombang, senyumnya manis, kulitnya kuning langsat, dan matanya menyipit ketika tersenyum. Leona sedikit kesal dengan dirinya sendiri karena memanggilnya dengan kata-kata yang kurang pantas, namun hal itu tidak dapat menghalangi keinginannya untuk membantu pria itu.
Tanpa pikir panjang, Leona mendekatinya dan memanggil ketua OSIS, Adam, untuk melanjutkan tugasnya. Dia membawa pria itu masuk ke dalam gedung dan menuju ruang UKS. Di sana, ia melihat teman sekelasnya, Serin dan Mela, sedang merawat dua orang lainnya yang kelihatannya tidak enak badan. Namun, pikiran Leona hanya terfokus pada pria dengan rambut bergelombang tersebut. Dia berusaha menghangatkannya dengan cara menggosok tangannya, dibantu oleh Mela.
Tiba-tiba, sebuah surat berwarna merah muncul di hadapan Leona. Isinya mengungkapkan bahwa pria itu baru saja putus dengan kekasihnya, Vania, karena mantan kekasihnya tersebut menikah dengan seorang dosen. Leona merasa terkejut ketika membaca surat tersebut, karena di dalamnya terungkap bahwa pria itu telah lama diam-diam menyukainya. Surat tersebut menjelaskan betapa pria itu mengagumi tingkah lucu dan keunikan Leona yang berbeda dari yang lain. Dia menceritakan segalanya tentang Leona dan momen ketika dia pertama kali melihatnya.
Setelah selesai membaca surat tersebut, Leona merasa bingung dan terkejut bagaimana seseorang bisa menyukainya sedemikian rupa. Namun, ia memutuskan untuk memberikan jawaban yang sederhana, "Ok, aku jadi kekasihmu." Saat itu, Leona menyadari bahwa Serin sudah duduk di dekat pria itu. Hatinya berdebar keras, dan dia langsung memperingatkan Serin agar menjauh dari kekasihnya. Dengan sedikit canggung, Leona mengatakan, "Aku memantaumu 24 jam."
Perjalanan menuju aula Pramuka terasa berat bagi Leona karena perasaan malu dan canggung yang melanda. Namun, ketika sampai di sana, ia disambut oleh Mela, Adam, dan Nahdiah dengan tawa. Leona merasa sangat malu atas pernyataan dan kesimpulan yang ia buat sendiri. Di dalam surat tadi, tertulis kata "Tupperware," yang membuat Leona lupa artinya. Mela tertawa ketika menyebut kata itu, seolah-olah semuanya telah direncanakan oleh mereka berlima, Adam, Serin, Mela, Nahdiah, dan pria dengan rambut bergelombang itu.
Adam mengucapkan selamat padanya, sambil berkata, "Akhirnya, kamu jadi juga." Leona bingung dan bertanya, "Dia sudah lama menyukai aku?" Adam hanya tersenyum dan menjawab, "Ya, Leona. Dia sudah lama menyukaimu."
Leona merasa begitu terkejut dan bahagia. Meski awalnya hanya sebuah mimpi yang indah, kini menjadi kenyataan. Hatinya dipenuhi dengan kehangatan dan kebahagiaan karena menemukan sosok pria dengan rambut bergelombang yang diinginkannya. Semua mimpi buruk tentang kekosongan di hatinya sebelumnya lenyap dalam sekejap.
Mimpi yang indah itu kemudian berakhir di pagi yang cerah. Leona tersadar pukul 6.00 pagi pada hari Minggu, 18 Juni 2023. Meski hanya sebuah mimpi, perasaan bahagia dan kehangatan yang ia rasakan masih melekat di dalam hatinya. Leona berharap suatu hari nanti akan menemukan sosok pria sejati dengan rambut bergelombang, tinggi 170an ke atas, yang akan membuatnya merasa bahagia selamanya.