Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana Pilihan

Kutinggalkan Cintaku Terkapar di Tuktuk (6)

16 September 2014   23:22 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:30 104 1
Nika merasa kedamaian melembuti hatinya setelah berada di Parapat. Kota yang benar-benar hadir di dunia untuk dinikmati penyuka ketenteraman. “Terima kasih Tuhan, Engkau selalu menyertaiku,” bisiknya setelah taksi berhenti dekat dermaga Tigaraja. Di sana sedang ramai dengan pasar buah. Di sebuah kedai, sejumlah orang bule asyik berbincang dengan pria pribumi yang sudah mahir berbahasa Inggeris. Turis itu tampaknya mau ke seberang juga.

Semula memang Nika mau menginap di Parapat semalam dua malam. Tapi ia menunda niat itu. Entah kenapa ia ingin secepatnya ke Tuktuk. Di sana rasanya lebih tenang, tanpa hiruk pikuk. Sopir taksi itu banyak mengenal orang sekitar. Dia pria menyenangkan, fleksibel bergaul. “Sebentar lagi ada kapal mau berangkat, nona. Itu turis Amerika dan Belanda juga mau ke Tomok,” kata Sopar menunjuk kumpulan turis di halaman kedai.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun