Bagian terakhir (ke-4) dari hal penting yang saya sampaikan sebagai persiapan menghadapi proses pembelajaran dengan
strategi pembelajaran tugas dan paksa adalah pemahaman untuk memastikan kita menyelesaikan apa yang telah kita mulai. Apapun tantangannya, apapun risikonya, dan apapun pengorbanannya.
Ada satu cerita menarik yang selalu saya sampaikan kepada mahasiswa yang saya ajar dan ini merupakan cerita nyata. Kisahnya dapat Anda lihat di Youtube dengan mencari "Stephen Akhwari".
Stephen Akhwari adalah seorang pelari marathon asal Tanzania yang mengikuti Olimpiade tahun 1968 di Meksiko. Lari Marathon seperti umumnya adalah berlari dari sebuah tempat ke tempat lain yang cukup jauh jaraknya, lalu diakhiri dengan berlari masuk ke dalam lintasan di stadion. Lomba pun dimulai. Singkat cerita, sudah ada beberapa pelari yang memasuki stadion lalu menyelesaikan pertandingan sebagai juara 1, 2, 3, dan seterusnya. Setelah dirasa cukup, maka panitia pun memutuskan untuk melanjutkan acara penyerahan hadiah kepada para juara, dan acara pun selesai. Wartawan sudah mulai membereskan seluruh peralatan yang mereka bawa. Akan tetapi, tiba-tiba terdengar bunyi sirene dari kejauhan dan sayup-sayup terdengar informasi bahwa masih ada seorang pelari yang masih terus berlari untuk mencapai garis finish. Ya, dia adalah Stephen Akhwari, pelari asal Tanzania yang ada di posisi paling belakang. Akhwari terus berlari memasuki stadion walaupun dengan kondisi fisik yang sudah lemah, kaki penuh dengan balutan perban, dan mungkin sudah banyak kesakitan yang dia rasakan. Akhwari tidak mempedulikan semua itu, dia terus berlari mengelilingi lintasan di dalam stadion hingga akhirnya mencapai garis finish. Ya, Akhwari akhirnya mencapai garis finish dan menjadi yang paling belakang.
KEMBALI KE ARTIKEL