Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

The Dark Knight Rises : Kebangkitan atau Keterpurukan ?

25 Juli 2012   21:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:37 2428 0
Tantangan terbesar dalam pembuatan film sequel adalah ekspektasi penonton. Meski dibuat dengan biaya melimpah dan skenario yang mumpuni, apakah mampu memenuhi harapan penonton ? Trilogy The Lord Of The Rings, Trilogy Back To The Future & Quadrology Indiana Jones adalah contoh film bersequel yang mampu mempertahankan ekspektasi penonton. Ada banyak contoh film2 Sequel maupun Prequel yang tidak sesuai harapan penonton, dari yang hanya "berusaha menerima" sampai yang "kecewa berat". Contoh terbaru yang bisa kita ingat adalah Trilogy The Transformers. Dimana film pertamanya banyak menerima pujian, kemudian kualitasnya semakin menurun pada sequel lanjutan. Hingga film ketiga hanya mencapai level "cukup menghibur anak SD" Atau mungkin yang terparah, Trilogy The Matrix. Cukup sampai Matrix : Reloaded aja, tak perlu mengingat adanya Matrix : Revolution. Alias anggap saja tidak pernah dibuat. Alien Saga ? Cukup hanya sampai Aliens aja yang keren. Selebihnya tampak biasa dan membosankan. Bahkan Prometheusnya Ridley Scott pun masih keteteran dibanding Aliensnya James Cameron Batman : The Dark Knight Rises (TDKR), menurut opini saya, hampir terperosok dalam jurang yang sama dengan Trilogi2 "Apes" diatas. Skenario mungkin sudah mantap, namun kedodoran di Screenplay. Ada banyak "kebolongan" yang terjadi dalam alur penceritaan. Apakah memang sengaja dibuat demikian, sehingga mirip dengan alur bertutur Inception ? Atau memang "bolong' nyatanya ? Hanya Christopher Nolan (Sutradara) dan David S. Goyer (Skenario) yang tahu. Dibanding Seri terdahulu Bagi saya, memang terlihat peningkatan "kebolongan" naskah dibanding seri Batman yg lalu. Batman Begins amat sempurna dalam bertutur. Alurnya nyaman diikuti, tidak ada fakta/info yang tercecer. Semua poin cerita tersaji padat, tepat momen dan pada tempatnya. Penonton bisa paham karakter Batman/Bruce Wayne, Alfred, Lucius Fox, Komisaris Gordon sampai Ra's Al Ghul tanpa masalah. Rachel Dawes pun yang terkesan hanya Love interest "tempelan" saat itu, memiliki latar belakang yang informatif. Tanpa perlu repot menebak-nebak, Penonton bisa menikmati Alur film dengan lancar. Dalam The Dark Knight (TDK), Nolan mengubah Alur & Tempo secara drastis, membawa Batman dalam dunia Kelam & Kejam ala Noir. Sekaligus pola cerita twisting yang jauh lebih rumit dari Batman Begins. Nolan bahkan menutup rahasia identitas Joker hingga ke detik terakhir film, demi menjaga momentum ketegangan. Penonton digiring dalam penceritaan penuh misteri ala David Fincher atau Alfred Hitchcock. Meski tampak megah & fenomenal, namun jika kita waspada, akan menemukan beberapa "kebolongan" alur cerita. Seperti misalnya darimana Joker & pasukannya bisa menimbun sekian banyak bahan peledak tanpa menimbulkan kecurigaan otoritas pelabuhan. Atau segitu hebatnya "kegilaan' Joker sampai mampu mengatur tempo antara ledakan di markas polisi dengan tempat penyekapan Rachel/Harvey Dent ? Kapankah dia sempat memasukan Bom ke dalam tubuh Narapidana & mengaturnya supaya bisa berada dalam gedung penahanan yg sama dengannya ? Apa yg membuat Joker yakin kalo Batman lebih memilih menyelamatkan Harvey Dent daripada Rachel, sehingga dia meledakkan Rachel beberapa detik lebih cepat dari Dent ? Aksi tanpa Alur dan "kebetulan" seperti ini, biasanya ditemui pada film2 kelas B. Namun beruntung TDK bertempo cepat, sehingga momentum "kebingungan" akan segera tertutup dengan adegan lain. Lagipula "kebolongan" tersebut tidak mengganggu alur Cerita utama. Tanpa perlu sibuk berpikir, 'kenapa A begini ?" "kenapa B begitu ?", TDK tetap bisa dinikmati secara utuh. The Dark Knight Rises (TDKR) Jujur, saya agak kecewa. Apa yang saya takutkan mengenai "kutukan" film sequel, akhirnya terjadi juga pada film ini. Alur ceritanya tidak semisteri dan seberat TDK. Bahkan sejak adegan awal, sudah bisa terlihat kalo film ini tidak dibuat dengan Layering Problem, inti masalah berlapis. Berbeda dengan TDK, yang sejak menit2 awal sudah mengisyaratkan bahwa alur ceritanya akan berlapis-lapis (Adegan Joker merampok Bank dengan sekumpulan orang bertopeng badut, yang sama sekali tidak mengenal satu sama lain) Mungkin Nolan tergeming oleh beberapa kritik yang menyebutkan bahwa alur TDK terlalu berat untuk sebuah film Superhero, hingga ia mengubah pola penceritaan di TDKR menjadi lebih "lembut" dan mudah diikuti. Entah apakah Nolan menyadari, bahwa keputusannya ini justru menjatuhkan gambaran Film Batman yang diidam-idamkan para penggemarnya. Berbeda dengan The Dark Knigth yang menerima Standing Ovation dari penontonnya. Alih-alih menerima perlakuan yang sama pada akhir film, TDKR justru meninggalkan sekelumit pertanyaan, "Udahan ? Segitu aja ?". Dan penonton pun meninggalnya ruang bioskop layaknya sehabis menonton film "biasa". Sinopsis Wah segitu parah kah film ini ? Terlebih dahulu saya utarakan sedikit sinopsis dari TDKR 8 tahun setelah even terakhir dari The Dark Knight, Gotham City berada dalam kondisi damai dan aman dari segala kejahatan besar. Terutama sejak diberlakukan Harvey Dent's Act, UU kota Gotham yang memberangus seluruh penjahat2 kakap dan memenjarakannya di Blackgate Prison. Batman menghilang setelah ditetapkan sebagai Pembunuh Harvey Dent. Begitu pula dengan Bruce wayne, sang alter ego, menarik diri dari dunia dan tidak pernah terlihat oleh siapa pun diluar Wayne Manor. Perlahan namun pasti, Wayne Corp. juga mengalami kesulitan arah untuk menentukan masa depan Perusahaan sepeninggalan Bruce. Dia hanya mendelegasikan kebijakan Perusahaan pada para CEO. Yang berakibat Wayne Corp diambang kebangkrutan finansial. Hingga pada suatu saat muncul sepasukan Tentara Bayaran yang dipimpin Bane mengobrak-abrik Gotham untuk tujuan tertentu Sehingga memaksa Bruce untuk kembali menggunakan Kostum Alter-Egonya. Selain Bane, Batman juga harus berhadapan dengan seorang Pencuri Wanita yang dijuluki Cat Woman. Yang dalam beberapa aksi tampak bersinggungan dengan kepentingan Wayne Corp & Pemerintah Kota Gotham. Dibantu Komisaris Gordon, Detektif muda John Blake dan seluruh kepolisian Kota Gotham, Batman harus berpacu dengan waktu untuk menetralisir ancaman Bane terhadap kota Gotham. Tentunya kurang lengkap jika film Superhero tanpa Love Interest. Kali ini selain Selina Kyle, ada juga Miranda Tate. CEO Wayne Corp yang bersama Lucius Fox juga membantu Batman menghadapi Bane. Review Lalu dimanakah letak "kurang pas"nya film ini ? Yang jelas Nolan maupun Goyer "berhutang" penjelasan apa yang terjadi pada masa interval 8 tahun menghilangnya Batman. Paling tidak dalam bentuk Novel Grafik atau komik Seri. Bruce Wayne yang tampak tua dan kepayahan seperti penderita Stroke, perlu penjelasan. Karena seingat saya, Batman masih mampu berlari kencang menuju Bat-Pod saat TDK berakhir. Wayne Manor yang sudah dibangun kembali tapi lebih kumuh dari bangunan awal ? Batcave dibangun lebih canggih dari masa Batman begins tapi ga dipake sama sekali ? Well, itu baru 30 menit pertama, Mr. Nolan Ceritapun bergulir dengan perseteruan antara John Dagget, salah satu CEO, dengan Miranda Tate tentang Aset wayne Corp. Tidak dijelaskan, kenapa Dagget begitu bernafsu menguasai Wayne Corp. Siapa itu Dagget pun, niscaya ga ada satu penonton pun yang tau latar belakangnya. Termasuk saya.. :D Karakter ini akan dengan cepat menghilang dari ingatan. Semakin lanjut, semakin banyak pula pertanyaan2 yang mengusik. Terutama mengenai latar belakang karakter. Jika pada TDK, hanya Joker seorang yang menjadi misteri. Maka pada TDKR ini, hampir semua karakter adalah misteri. Sepertinya ada banyak "Joker" kali ini dalam film yang dibuat oleh "The Riddler" Motif dan Latar belakang Selina Kyle dibiarkan mengambang dan tanpa pejelasan. Terima instan tanpa proses. Jangan tanya darimana dia bisa punya kemampuan Parkour begitu lincah, kostum fleksibel atau alat canggihnya. Dan jangan tanya pula siapa wanita yang tinggal bareng di Apartemen Selina. Bahkan jangan tanya pula bagaimana Cat woman bisa begitu mahir mengendarai Bat-Pod yang baru pertama kali dilihatnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun